TERBARU

Aceh

Komisi I DPRA Gelar Rakor Bahas Penanganan Pengungsi Rohingya di Aceh

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengadakan rapat koordinasi (Rakor) terkait penanganan dan manajemen pengungsi Rohingya di Provinsi Aceh, Selasa (20/8/2024).

Rapat yang berlangsung di Ruang Badan Anggaran (Banggar) kantor DPRA, Banda Aceh, ini melibatkan Pemerintah Aceh, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), International Organization for Migration (IOM), serta perwakilan pemerintah daerah.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Komisi I DPRA, Yahdi Hasan, menyampaikan, pemerintah perlu segera menempatkan pengungsi Rohingya di Aceh pada satu lokasi tertentu.

“Kami meminta pemerintah untuk segera menempatkan pengungsi Rohingya yang ada di Aceh, di satu lokasi, sehingga tidak lagi terpencar di sejumlah kabupaten/kota,” ujarnya.

Yahdi menambahkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, beberapa provinsi lain di Indonesia juga telah menerapkan sistem pelokalisasian pengungsi Rohingya.

“Maunya kita sepakati mereka (pengungsi Rohingya) ditempatkan dalam satu lokasi seperti provinsi lain,” imbuhnya.

Menurut Yahdi, Rakor ini bertujuan untuk mencari solusi terkait penanganan dan manajemen pengungsi Rohingya yang saat ini tersebar di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Ia juga menyoroti adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat Aceh, yang seringkali menjadi alasan penolakan terhadap penempatan pengungsi Rohingya.

“Dalam pikiran masyarakat kita, ‘kami saja belum sejahtera kenapa harus membantu orang lain’,” kata Yahdi, menggambarkan sentimen masyarakat Aceh terhadap kehadiran para pengungsi.

BACA JUGA
Empat Kantor Pertanahan di Aceh Luncurkan Layanan Elektronik

Selain itu, penempatan pengungsi Rohingya yang dipusatkan di satu lokasi ini juga bertujuan agar memudahkan lembaga berwenang seperti UNHCR dan IOM memantau dan mengurus para etnis tersebut.

Komisi I DPRA berharap, melalui Rakor ini, dapat dirumuskan keputusan yang tepat terkait penanganan pengungsi Rohingya di Aceh, tanpa mengesampingkan kepentingan masyarakat lokal.

“Di satu sisi, kita bisa membantu dan di satu sisi juga masyarakat Aceh bisa menganggap bahwa pengungsi Rohingya itu saudara, sehingga mereka tidak merasa dikecewakan,” tutupnya.[Adv]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.