ORINEWS.id – Kemunculan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di kanal YouTube resminya yang membahas soal pentingnya bonus demografi ditanggapi Pengamat Politik Adi Prayitno.
Menurut Direktur Parameter Politik Indonesia itu, monolog Gibran soal bonus demografi justru menimbulkan pertanyaan besar yakni apa yang sudah benar-benar disiapkan negara untuk generasi muda?
Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyoroti retorika anak muda adalah harapan bangsa sudah terlalu sering diucapkan, namun minim implementasi konkret.
Ia membeberkan fakta statistik yang menunjukkan bahwa sekitar 75 persen penduduk Indonesia hanya berpendidikan sampai tingkat SD hingga SMA. Lalu sekitar 18 persen yang berstatus lulusan perguruan tinggi. Sementara lulusan diploma jumlahnya tidak signifikan.
“Orang kan bertanya apa yang bisa diharapkan dari anak-anak muda yang katanya produktif yang hari ini hampir 75 persen adalah mereka yang cuma lulusan SD sampai SMA?” tanya Adi Prayitno lewat kanal YouTube miliknya, Selasa 22 April 2025.
Dalam konteks bonus demografi yang diproyeksikan mencapai puncaknya pada 2030 hingga 2045, Adi menilai negara harus segera menjawab tantangan ini dengan kebijakan nyata, bukan sekadar pidato inspirasional.
“Kuncinya ada tiga yaitu konsen pada pendidikan, yang kedua teknologi, dan ketiga adalah inovasi,” tegas Adi Prayitno.
Adi menambahkan, negara-negara berkembang yang mampu meloncat menjadi negara maju adalah mereka yang benar-benar percaya pada kekuatan anak muda dan bukan hanya dalam ucapan, tapi dalam prioritas kebijakan.
“Kita tidak mau anak muda hanya dijadikan sebatas konsumsi politik, hanya sebatas nyaman didengarkan di telinga, hanya sebatas bahan untuk disampaikan secara retorika politik,” pungkasnya.