ORINEWS.id – Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara selama Paskah yang dimulai pada Sabtu (19/4/2025) hingga Senin (21/4/2025).
Namun dalam gencatan senjata tersebut, baik Rusia maupun Ukraina, saling lempar tuduhan telah melanggar kesepakatan.
Ukraina menuduh Rusia telah menyerang dengan pesawat tanpa awak FPV di Kherson.
Dalam serangan tersebut, aku Ukraina, telah menyebabkan banyak korban sipil.
Pada sore hari tanggal 20 April, Staf Umum Ukraina melaporkan 45 baku tembak di garis depan pada hari sebelumnya.
“Tidak seorang pun pernah percaya bahwa Rusia akan menghormati apa yang disebut gencatan senjata mereka sendiri. Tidak seorang pun yang lengah — kami tetap waspada dan siap.”
“Untuk saat ini, perintah kami adalah untuk mengamati dan mendokumentasikan,” kata salah seorang prajurit Ukraina, Bandera, dikutip dari Kyiv Independent.
Unit infanteri dan artileri Ukraina juga mengaku telah menangkis serangkaian serangan Rusia di Oblast Donetsk timur Ukraina.
“Apa yang saya lihat hari ini? Sekitar lima serangan Rusia, yang terus berlanjut hingga saat ini.”
“Saat ini, infanteri kami sedang terlibat baku tembak dengan Rusia, yang datang untuk membunuh mereka.”
“Jadi, saya tidak merasakan adanya gencatan senjata,” kata seorang komandan batalion Ukraina, Tekhnar.
Babai, seorang perwira yang bertempur di dekat Chasiv Yar, mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan amunisi tandan.
“Mereka menyerang kita dengan segala cara,” ungkapnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina telah melanggar gencatan senjata lebih dari 1.000 kali.
Serangan Ukraina, kata Rusia, telah menimbulkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan beberapa kematian warga sipil.
Dikutip dari Reuters, kementerian tersebut mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali.
Mereka telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina, termasuk serangan terhadap Krimea dan wilayah perbatasan Rusia di wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod.
“Akibatnya, terjadi kematian dan cedera di kalangan penduduk sipil, serta kerusakan pada fasilitas sipil,” kata kementerian itu.
Pertukaran Tahanan Perang
Menurut seorang diplomat Rusia yang berbicara kepada The Moscow Times dengan syarat anonim, keputusan Kremlin untuk mengumumkan gencatan senjata kemungkinan dimaksudkan untuk melayani berbagai tujuan di luar apa yang digambarkan Putin sebagai isyarat “kemanusiaan”.
Tak lama setelah Kremlin mengumumkan gencatan senjata Paskah, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi mereka telah menerima perintah Putin.
Kementerian itu mencatat gencatan senjata akan “dipatuhi oleh Kelompok Pasukan Gabungan Rusia, dengan syarat rezim Kyiv juga menanggapinya”.
Kementerian Pertahanan juga mengatakan, mereka menukar 246 tawanan perang Ukraina dengan jumlah yang sama dari tentara Rusia yang ditangkap.
“Sebagai tanda niat baik, sebanyak 31 tawanan perang Ukraina yang terluka dipindahkan sebagai ganti 15 tentara Rusia yang terluka,” tambah kementerian tersebut.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kemudian mengonfirmasi pertukaran tersebut, dengan mengatakan 277 prajurit Ukraina telah dibebaskan.
Ia mengunggah foto dan video para prajurit setelah kembali ke rumah dari tahanan.
Selama pertemuan yang disiarkan TV di Kremlin pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov mengatakan kepada Putin bahwa keenam kelompok militer Rusia saat ini sedang bergerak maju di sepanjang 11 front di Ukraina timur dan selatan.
Ia juga mengklaim, 99,5 persen wilayah Kursk telah “dibebaskan”, dan menambahkan, pasukan Rusia terus melancarkan operasi serangan balik untuk membersihkan wilayah perbatasan dari pasukan Ukraina.
“Bagian utama wilayah (Kursk), tempat invasi terjadi, kini telah dibebaskan. Luasnya 1.260 kilometer persegi,” kata Gerasimov.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa kedua terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.
Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Moskow melancarkan serangan mendadak di kota perbatasan utama Sudzha.
Meskipun tidak menanggapi klaim militer Rusia secara langsung, Zelensky mengatakan komandan tertingginya memberitahunya, pasukan Ukraina tetap menguasai beberapa bagian wilayah perbatasan.
“Hari ini, pasukan kami melanjutkan aktivitas mereka di wilayah wilayah Kursk dan mempertahankan posisi mereka. Di wilayah Belgorod, para prajurit kami telah maju dan memperluas zona kendali kami,” tulis Zelensky di X. []