ORINEWS.id – Nama Bobby Nasution dan Airlangga Hartarto tengah menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan keterlibatan mereka dalam kasus penyelundupan ekspor biji nikel.
Dugaan ini pertama kali diungkapkan oleh ekonom Faisal Basri dalam sebuah podcast yang dipandu oleh Guru Gembul.
Dalam perbincangan tersebut, Faisal Basri menyebut bahwa ada pejabat tinggi negara yang terlibat dalam penyelundupan ekspor biji nikel, yang permintaannya tinggi di pasar internasional meski telah dilarang oleh pemerintah Indonesia.
“Kalo dilarang, permintaan di luar negeri ada, ada yang nyelundup,” kata Faisal Basri, seperti dikutip dari sketsanusantara.id dari kanal YouTube Guru Gembul, Senin (12/8/2024).
Faisal Basri secara gamblang menyebutkan dua nama penting, yakni Airlangga Hartarto dan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution, yang diduga terlibat dalam praktik ilegal tersebut. Menurutnya, informasi itu ia peroleh langsung dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Yang nyelundup itu petinggi-petinggi. Airlangga Hartarto misalnya. Menantunya pak Jokowi, Bobby Nasution. Nama itu saya dapatkan dari KPK,” ujar Faisal Basri, menegaskan sumber informasi yang ia miliki.
Guru Gembul, dalam podcast tersebut, sempat mempertanyakan keabsahan informasi tersebut. Namun, Faisal Basri tetap kukuh pada pernyataannya bahwa dua nama yang ia sebutkan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
Lebih lanjut, Faisal Basri mengungkapkan, kerugian negara akibat penyelundupan ini ditaksir mencapai ratusan triliun rupiah. Ia menjelaskan, ekspor biji nikel dari Indonesia telah dilarang sejak tahun 2020, yang tercermin dari data resmi pemerintah yang menunjukkan angka nol pada ekspor biji nikel untuk periode 2020-2022.
Namun, setelah melakukan investigasi melalui International Trade Center (ITC), Faisal Basri menemukan bahwa China melaporkan adanya impor biji nikel dari Indonesia sebesar 5,3 juta ton selama periode tersebut.
“China melaporkan ada (import biji nikel dari Indonesia) 5,3 juta ton selama tahun 2020-2022,” paparnya.
Selain biji nikel, Faisal Basri juga menyebut adanya dugaan penyelundupan komoditas lain yang melibatkan oknum pejabat di Indonesia. Namun, ia enggan menyebutkan nama-nama lain karena kasus ini masih dalam tahap investigasi lebih lanjut oleh pihak kejaksaan dan KPK.
“Saya gak mau sebut nama karena masih dalam tahap investigasi,” pungkasnya. []