ORINEWS.id – Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry Banda Aceh mulai tahun ini menambahkan ‘kurator digital’ sebagai salah satu profil utama lulusan yang akan dikembangkan mulai tahun akademik 2025/2026.
Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry, Mukhtaruddin mengatakan, profil lulusan ini dirancang untuk merespons tantangan transformasi digital di dunia informasi, arsip, dan dokumentasi.
“Selain pengelola perpustakaan, pengelola arsip, dan peneliti, kami menambahkan profil kurator digital untuk menjawab kebutuhan terhadap pengelolaan informasi berbasis digital yang semakin kompleks dan dinamis,” ujar Mukhtaruddin dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).
Menurut Mukhtaruddin, kurator digital akan memiliki kemampuan untuk memilih, menarasikan, menghadirkan, mengelola konten budaya dalam format digital (karya seni, artifak, arsip, dan objek budaya lainnya) di berbagai flatform (media sosial, situs web, repositori daring) agar bisa diakses publik secara luas.
Untuk mendukung profil lulusan ini, Prodi Ilmu Perpustakaan telah menyiapkan sejumlah mata kuliah yang relevan dengan perkembangan teknologi informasi. Di antaranya adalah Manajemen Kearsipan Digital, Pengantar Kurasi dan Budaya Digital, Kurasi Digital dan Media Baru, Digitalisasi Koleksi dan Arsip Digital, Produksi Multimedia, Manajemen Proyek Kuratorial Digital, Strategi Komunikasi dan Media Sosial Budaya.
“Mahasiswa tidak hanya dibekali keterampilan teknis pengelolaan koleksi, tetapi juga strategi promosi dan kurasi konten digital agar mampu bersaing di dunia kerja masa depan,” kata Mukhtaruddin.
Adapun daya tampung Prodi Ilmu Perpustakaan untuk tahun akademik 2025/2026 ditetapkan sebanyak 175 orang. Penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui tiga jalur seleksi nasional dan mandiri yang tersedia di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Komposisi kuota penerimaan yakni 40 persen melalui jalur SNBP, 40 persen SNBT, dan 20 persen melalui jalur mandiri,” ujar Mukhtaruddin.
Ia berharap, penguatan kurikulum berbasis digital ini dapat meningkatkan daya saing lulusan serta mendorong kontribusi nyata lulusan dalam pengelolaan informasi dan budaya digital di berbagai sektor.
Mukhtaruddin menambahkan berdasarkan data internal prodi, dalam tiga tahun terakhir lebih dari 60 persen alumni berhasil diterima sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Alumni kita banyak bekerja dan berkiprah sebagai pustakawan, arsiparis di berbagai jenis perpustakaan dan lembaga informasi baik di Aceh maupun provinsi lain di seluruh Indonesia,” ungkap Mukhtar. []