TERBARU

BisnisEkonomi

Harga Emas Terus Meroket! Ini Penyebabnya

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Harga emas kembali menunjukkan taringnya! Dalam dua hari terakhir, logam mulia ini melonjak tajam dan mencengangkan warga di berbagai daerah, termasuk Kota Banda Aceh yang nyaris menyentuh angka Rp6 juta per mayam!

Pantauan orinews.id dari kawasan Pasar Aceh, Sabtu (12/4/2025), harga emas di Toko Emas Bina Nusa tercatat Rp5.920.000 per mayam, melonjak drastis Rp100.000 hanya dalam waktu 24 jam! Sehari sebelumnya, emas masih dibanderol di angka Rp5.820.000 per mayam. Kenaikan ini disebut-sebut sebagai salah satu lonjakan tercepat sepanjang awal tahun 2025.

Di tingkat nasional, harga emas Antam juga menunjukkan tren serupa. Mengacu pada laman resmi Logam Mulia, harga 1 gram emas Antam pada Sabtu (12/4/2025) berada di angka Rp1.904.000. Harga tersebut meningkat Rp 15.000 dari sebelumnya pada Jum’at (11/4/2025) sebesar Rp1.889.000 per gram.

Ada Apa di Balik Kenaikan Gila-Gilaan Harga Emas?

Kenaikan harga emas yang terus berulang ini tentu bukan tanpa sebab. Dirangkum dari laman Markets dan Groww, beberapa faktor yang mengakibatkan harga emas terus naik adalah:

1. Ketidakjelasan Kondisi Ekonomi Global

Belakangan ini, dunia tengah disibukkan dengan berita kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Trump. Peristiwa tersebut kemudian memicu sejumlah perubahan dalam bidang ekonomi sehingga timbul ketidakjelasan.

Di samping itu, ketegangan geopolitik yang sudah berlangsung bertahun-tahun juga memegang peranan. Dalam kondisi serba tidak menentu, para investor cenderung berinvestasi dalam emas sebagai pilihan utama.

Pemilihan emas memang bukan tanpa sebab. Sejak zaman dahulu, emas selalu berhasil diandalkan sebagai instrumen penyimpan nilai yang andal. Banyaknya orang yang mencari emas untuk menjaga nilai kekayaannya membuat harga hasil tambang satu ini terus meningkat.

BACA JUGA
Ternyata Isi Koper yang Dibawa KPK dari Rumah Hasto Hanya Flashdisk dan Buku Catatan

2. Kekhawatiran akan Tingkat Inflasi

Mirip poin pertama, ancaman inflasi membuat para investor melihat emas sebagai alat untuk melindungi nilai terhadap erosi daya beli. Dengan meningkatnya biaya barang dan jasa, baik individu maupun lembaga akan lebih memilih emas yang aman.

Jadi, ketika inflasi sudah sampai di tingkat mengkhawatirkan, uang seperti ‘tidak memiliki guna’. Pasalnya, sejumlah besar uang hanya bisa membeli sedikit barang dibandingkan saat normal.

Posisi emas sebagai ‘safe haven’ atau tempat perlindungan aset yang aman membuat permintaannya terus naik. Dengan naiknya permintaan ini, otomatis harganya juga turut terdongkrak.

3. Sisa Cadangan Emas yang Tersedia

Penentu utama harga emas sejatinya adalah keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Kedua hal ini tentu dipengaruhi ketersediaan cadangan emas yang masih bisa ditambang. Sebab, emas bukanlah sumber daya yang bisa diperbarui sesuka hati.

Semakin lama, cadangan emas akan kian menipis. Faktanya, tambang-tambang emas di seantero dunia sudah mulai menunjukkan penurunan produksi. Pun juga dengan perkembangan teknologi, menemukan tambang emas baru bukanlah hal yang mudah.

Proses eksplorasi dan ekstraksi tempat-tempat terpencil di mana emas ditemukan pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu lama. Di sisi lain, permintaan akan emas terus naik setiap tahun sehingga menyebabkan harganya konsisten naik.

4. Nilai Tukar Dolar AS (USD) Melemah

Dalam pasar internasional, emas dihargai dengan dolar. Ketika nilai tukar dolar melemah, harga emas cenderung naik. Hal ini terjadi karena melemahnya dolar AS membuat emas menjadi lebih murah bagi investor dari negara lain.

Hasilnya? Permintaan akan emas meningkat sehingga menyebabkan harganya terdorong naik. Di samping itu, turunnya nilai tukar dolar sering kali menandai kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi AS. Dalam situasi tidak jelas, investor akan cenderung berpaling pada emas yang memiliki nilai lindung jelas.

BACA JUGA
Fantastis! Widiyanti Putri Jadi Menteri Terkaya Kabinet Prabowo, LHKPN Rp5,43 Triliun, Ini Profilnya

Dampak Kenaikan Emas: Pasar Modal Tertekan, Industri Menjerit!

Kenaikan harga emas bukan hanya membawa euforia bagi investor, tapi juga memicu efek domino di sektor lain. Menurut riset dari Agustina Ratna Dwiati dan Yulian Belinda Ambarwati, lonjakan emas bisa menggerus kinerja pasar modal. Banyak investor yang mulai alih arah dari saham ke emas, memicu tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tak hanya itu, industri yang bergantung pada emas—seperti elektronik, manufaktur, dan kesehatan—kini harus menanggung biaya produksi yang membengkak. Imbas berikutnya? Harga barang naik dan daya beli masyarakat terancam melemah.[]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.