ORINEWS.id – Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh (DPP PA) resmi mengangkat Aiyub bin Abbas atau yang akrab disapa Abuwa sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) periode 2023–2028, menggantikan mendiang Kamaruddin Abubakar (Abu Razak). Pengangkatan mantan Bupati Pidie dua periode itu dinilai sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas partai di tengah dinamika politik Aceh yang terus berkembang.
“Abuwa bukan hanya memiliki kredibilitas administratif, tetapi juga mampu diterima oleh semua faksi di internal partai. Ini menjadi modal penting untuk memperkuat konsolidasi,” ujar pengamat politik dari Universitas Syiah Kuala, Aryos Nivada kepada media, di Banda Aceh, Sabtu (12/4/2025).
Abuwa dikenal luas di kalangan kader Partai Aceh sebagai figur pemersatu. Latar belakangnya sebagai pemimpin daerah yang dua kali menjabat Bupati Pidie disebut-sebut memperkuat legitimasi politiknya, terutama karena Pidie memiliki peran historis dalam perjuangan bersenjata Aceh masa lalu.
“Pidie merupakan basis simbolik perjuangan. Dengan menunjuk tokoh dari wilayah ini, Partai Aceh mempertegas kembali hubungan struktural dengan akar sejarahnya,” jelas Aryos.
Keterikatan Abuwa dengan kelompok eks Libya, yang selama ini dianggap sebagai jantung kekuatan internal Partai Aceh, juga turut menjadi faktor pendukung. Kelompok ini diketahui masih memegang pengaruh dalam penentuan arah kebijakan strategis partai.
Meski demikian, Aryos menegaskan bahwa Partai Aceh kini berada dalam fase transisi menuju format partai modern. Dalam proses ini, dibutuhkan sosok yang tidak hanya karismatik, tetapi juga memiliki kemampuan manajerial dan visi yang inklusif.
“Transisi dua dekade ini menuntut kepemimpinan yang adaptif terhadap perubahan. Abuwa dipandang tepat karena selain berpengalaman, ia juga memiliki hubungan yang harmonis dengan Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf,” tutur pendiri Lingkar Sindikasi itu.
Abuwa saat ini juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), yang dinilai memperkuat posisinya dalam menjembatani koordinasi antara partai dan lembaga eksekutif serta legislatif.
Aryos menyebutkan, tantangan ke depan bagi Abuwa tidak ringan. Ia perlu merumuskan langkah konkret untuk menyelaraskan agenda partai dengan aspirasi generasi muda Aceh yang semakin kritis, sekaligus mendukung visi pemerintahan Gubernur Aceh terpilih, Tgk. Muzakir Manaf.
“Abuwa diharapkan tidak hanya menjadi simbol perekat antar faksi, tetapi juga motor transformasi partai. Ini momentum untuk mempercepat modernisasi Partai Aceh tanpa meninggalkan identitas perjuangan,” pungkas Aryos, Pendiri Jaringan Survei Inisiatif (JSI).[]