ORINEWS.id – Sebelas pendulang emas korban penyerangan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Yahukimo, Papua Pegunungan meninggal dunia dalam kondisi jasad memprihatinkan.
Satgas Operasi Damai Cartenz sudah mengidentifikasi enam jasad korban. Sedangkan lima korban yang juga dinyatakan meninggal dunia lainnya dikabarkan masih dalam proses identifikasi. Sementara 52 pendulang emas yang selamat, dan berhasil dievakuasi ke wilayah aman.
Kepala Satgas Damai Cartenz Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani menerangkan, pelaku penyerangan tersebut adalah kelompok separatis dari wilayah Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Nduga. Adapun peristiwa penyerangan itu terjadi pada Ahad (6/4/2025) dan Senin (7/4/2025).
“Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivias pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, menjadi korban penyerangan dan pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” kata Brigjen Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (9/4/2025) malam.
Dari keterangan para penambang emas yang berhasil selamat dari penyerangan tersebut, kata Brigjen Faizal, kelompok separatis melakukan penyerbuan di dua tempat. “Di Lokasi-22 dan di Muara Kum yang berada di Kabupaten Yahukimo,” ujar Brigjen Faizal.
Brigjen Faizal mengatakan, belum ada tim atau pasukan keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Polri yang melakukan evakuasi atas jenazah korban. Namun dari penjelasan para pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri menyampaikan kondisi para korban meninggal dunia sangat memprihatinkan.
“Berdasarkan informasi (dari saksi-saksi) yang diterima, korban yang meninggal dunia mengalami luka-luka pembacokan, luka-luka tembakan, dan luka-luka akibat terkena panah,” ujar Brigjen Faizal.
Dari keterangan dari saksi-saksi yang selamat dari penyerangan brutal tersebut, korban meninggal dunia teridentifikasi atas nama Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. “Dan lima korban meninggal dunia lainnya masih dalam proses identifikasi,” sambung Brigjen Faizal.
Dia melanjutkan, informasi terjadinya penyerangan tersebut diketahui otoritas keamanan pada Senin (7/4/2025) malam.
Dari informasi tersebut, upaya untuk melakukan evakuasi penyelamatan sudah dilakukan. Pada Rabu (9/4/2025) evakuasi yang dilakukan bersama-sama TNI-Polri mengeluarkan sebanyak 35 pendulang emas ke Kampung Mabul, di Distrik Koroway di Kabupaten Asmat, Papua Selatan.
Sedangkan delapan orang lainnya kata Brigjen Faizal masih dalam pencarian karena terpisah dari rombongan yang selamat itu. “Dan hingga kini masih dalam pencarian karena belum diketahui keberadaannya,” ujar Brigjen Faizal.
Sedangkan 12 pendulang emas yang selamat lainnya dievakuasi ke Distrik Dekai setelah berhasil menyelamatkan diri menggunakan motor air ke Pelabuhan Logpon.
Dan dari seluruh korban yang selamat itu, kata Brigjen Faizal tercatat ada dua lagi pendulang emas yang selamat. Yakni atas nama Tuan Dusun yang bernama Dani bersama istrinya Gebi. “Namun kedua warga sipil tersebut diduga dalam penyanderaan oleh KKB,” ujar Brigjen Faizal.
Pada Selasa (8/4/2025) kelompok separatis bersenjata Papua Medeka kembali mengabarkan tentang aksi-aksi penyerangan. Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyampaikan kelompoknya telah melakukan pembantaian yang menewaskan 11 penambang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan para korban tersebut adalah anggota-anggota Tentara Nasional Indoensia (TNI) yang menyamar. Sebby menerangkan, pembunuhan para anggota militer yang menyaru sebagai penambang emas tersebut dilakukan dalam operasi penyerangan yang dilakukan sepanjang Ahad (6/4/2025), sampai Selasa (8/4/2025).
Penyerangan tersebut, kata Sebby dilakukan oleh regu bersenjata Dejen Heluka dan Karis Giban yang merupakan anggota kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pemimpin Hom Heluka dan Almarhum Giban dari Kodap III Nduga-Derakma.
“Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa (8/4/2025) dan berhasil membunuh 11 orang anggota militer pemerintah Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB,” ujar Sebby dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, pada Selasa (8/4/2025).
Selain menewaskan 11 orang, dalam penyerbuan kelompok tersebut, sayap bersenjata OPM itu juga mengeklaim membuat tiga orang lainnya luka-luka. [source:republika]