ORINEWS.id – Unjuk rasa menolak UU TNI yang berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Senin (24/3/2025) berakhir ricuh.
Hingga menjelang malam, massa terus melakukan aksi tolak UU TNI yang baru disahkan dalam rapat paripurna DPR pekan lalu.
Polisi terpaksa membubarkan massa dengan menembakkan water cannon.
Namun massa tak terima hingga melempari polisi.
Kericuhan pun terjadi, polisi berpakaian sipil mulai menangkapi satu per satu pengunjuk rasa yang berbuat onar.
Titik kericuhan pun makin meluas.
Bukan lagi di depan Gedung Negara Grahadi namun juga meluas sampai di kawasan Taman Apsari, Kota Surabaya.
Semakin malam demo terus memanas.
Terutama ketika massa aksi mulai melempar batu, botol minuman, membakar ban, petasan, hingga bom molotov.
Polrestabes Surabaya menangkap 25 orang pasca kerusuhan demo tolak UU TNI di depan Gedung Grahadi Surabaya kemarin.
Saat ini mereka sedang diintrogasi di Gedung Anandita.
Di pelataran Gedung Anandita tampak sejumlah mahasiswa, KontraS, dan orang tua peserta demo tolak UU TNI mulai berdatangan.
Mereka datang berniat ingin memastikan keamanan para demonstran.
Salah seorang mahasiswa, Roofi, menceritakan penangkapan seorang temannya yang tengah mengantre makanan di restoran cepat saji McDonald’s Delta Plaza setelah demonstrasi.
Ada dua temannya mampir untuk membeli makanan berbuka puasa saat sejumlah polisi melakukan penyisiran.
“Ada kabar intelijen menyisir hingga kawasan kampus Jalan Srikana,” ujarnya.
Dia menyayangkan penangkapan tersebut.
Roofi menekankan bahwa temannya telah berkompromi dan tidak melakukan tindakan anarkis.
Ia pun meminta agar temannya segera dibebaskan.
Fatkhul Khoir datang ke Polrestabes Surabaya karena ada laporan ada penangkapan 25 demonstran.
Dari puluhan orang sudah terpantau dua di antaranya adalah mahasiswa.
“Ada Solikin, satunya Revalino anak Fisip Unair jurusan Sosiologi. Sedangkan yang lain belum diketahui,” ungkapnya.
“Identitas lainnya masih dalam proses pengecekan. Kami memastikan bahwa ke-25 demonstran dapat didampingi oleh KontraS, asalkan memberikan kuasa,” imbuhnya.
Kasie Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan, mengatakan bahwa ada 15 polisi yang mengalami luka-luka karena kericuhan unjuk rasa itu.
Rinciannya satu anggota dari Polres Pelabuhan Tanjung Perak, satu anggota Krimsus, Reskrim, dan 12 personel Dalmas Polrestabes Surabaya.
Kata dia ada satu polisi yang dirawat serius di rumah sakit karena terluka.
“Ada satu polisi sampai sekarang sampai opname di Rumah Sakit Bhayangkara karena luka kepala karena diinjak-injak di depan Grahadi,” tandasnya.
Mobil dihancurkan, massa anarkis
Unjuk rasa anarkis membuat sebuah mobil Toyota Agya nopol AG 1630 ZJ dirusak massa di depan Gedung Grahadi, rumah dinas Gubernur Jatim di Kota Surabaya.
Massa juga sempat membakar water canon milik polisi.
Aksi anarkis meluas hingga ke depan Delta Plaza di Jalan Pemuda.
Pasca kerusuhan, halaman Gedung Grahadi tampak porak-poranda.
Puing-puing bata merah dan besi berserakan.
Billboard di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) depan Grahadi juga terkena semprotan water canon.
Informasi yang beredar menyebutkan sejumlah massa sempat memasuki Delta Plaza.
Sekitar pukul 19.00 WIB, massa berhasil dibubarkan. [source:tribunnews]