ORINEWS.id – Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 18 Maret 2025 mengalami penghentian sementara atau trading halt akibat penurunan poin yang drastis. Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai anjloknya IHSG terjadi karena pemerintah belum berhasil meyakinkan publik dan investor soal masa depan ekonomi Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira, kurangnya rasa percaya terhadap pemerintah telah terlihat dalam beberapa waktu terakhir. “Trust kita terhadap pemerintah, terhadap kebijakan publik itu bisa dikatakan minus saat ini,” kata Bhima dalam diskusi daring di media sosial X @dirtyvote pada Selasa, 18 Maret 2025.
Salah satu penyebabnya, kata Bhima, adalah peran militer yang semakin aktif di era Presiden Prabowo Subianto. Contohnya, dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga pengerjaan food estate di Merauke, Papua. Pelibatan TNI di pos-pos selain militer, kata Bhima, menimbulkan keraguan soal masa depan ekonomi Indonesia.
Bhima menilai pasar sejak awal sudah mengantisipasi Prabowo akan memperkuat peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) ketika menjabat. Pasar, kata dia, kemudian menunjukkan reaksi signifikan terhadap rencana revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang akan memperpanjang masa dinas dan menambahkan jabatan sipil yang boleh dipegang militer.
Bhima menilai wacana revisi UU TNI gagal memberi sinyal yang meyakinkan untuk para investor. Apalagi, Bhima berujar saat ini kondisi ekonomi sedang menunjukkan gejala melesu. “Yang dilihat ketika situasi ekonomi memburuk, tapi kemudian justru perhatian (pemerintah) ada pada faktor pertahanan dan keamanan. Ini yang enggak matching, mau ke arah mana sebenarnya dari sisi pemerintahan?” ucap Bhima.
Selain wacana revisi UU TNI, sejumlah kebijakan Presiden Prabowo lainnya juga mendapat sorotan. Menurut Bhima, langkah pemerintah mendirikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) hingga pemangkasan anggaran kementerian/lembaga juga belum berhasil meyakinkan investor.
Pada Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG anjlok 5,02 persen ke level 5.146. Bahkan perdagangan sempat dihentikan (trading halt) selama 30 menit setelah indeks turun lebih dari 5 persen, sebelum menutup sesi di level 6.076 (-6,11 persen).
Trading halt adalah kebijakan bursa untuk menghentikan perdagangan saham sementara waktu. Hal ini dilakukan bisa untuk mengoreksi hal yang tidak seimbang, memperbaiki kesalahan teknis, atau terjadi pergerakan indeks terlalu cepat. Bursa menerapkan langkah ini untuk mencegah potensi kerugian investor akibat fluktuasi harga yang ekstrem.