Dugaan Malapraktik di Medan: Pasien Setuju Hanya Jari, Malah Kaki Diamputasi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Viral video dugaan malapraktik terhadap seorang wanita penderita diabetes di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Kasus dugaan malapraktik ini bermula saat seorang pasien diabetes menjalani operasi amputasi bagian tubuh yang mengalami luka akibat terdampak penyakit tersebut.

Keluarga pasien awalnya setuju dengan dokter untuk melakukan operasi amputasi jari kaki korban.

Namun, betapa terkejutnya keluarga saat melihat hasil operasi yang mana dokter justru mengamputasi kaki pasien, bukan hanya bagian jari.

Akibat kejadian ini, keluarga korban pun menuntut direktur rumah sakit untuk bertanggung jawab.

“Saya menuntut direktur RS ini karena saudara saya kakinya dipotong, dipotong kakinya,” kata seorang pria dalam video viral dilansir Tribun-Medan.com.

“Gak ada bilang, jari kakinya dioperasi okelah kami setuju, dioperasilah hari Kamis. Dibawa ke ruang operasi rupanya kaki dipotong tanpa sepengetahuan,” timpal pria lain yang merekam video viral itu.

Klarifikasi Rumah Sakit

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Faisal Hasrimy mengatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan menggelar mediasi antara keluarga korban dengan RSU Mitra Sejati.

“Jadi kami dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati,” ujar Faisal saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (4/3/2025).

Faisal pun menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Senin (24/2/2025) ini.

Mulanya, atas persetujuan pasien, dokter di RS Mitra Sejati melakukan tindakan operasi amputasi jari kaki pasien.

“Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan. Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes nah tinggi 449 ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,” ungkap Faisal.

Tetapi, pada saat akan dikonfirmasi kembali ke keluarga pasien, kata Faisal, pihak keluarga tidak ada di dekat ruangan operasi.

“Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir,” terangnya.

Di sisi lain, keluarga pasien keberatan karena merasa tidak ada konfirmasi dari rumah sakit untuk amputasi kaki tersebut.

“Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki,” jelas Faisal.

Menurut Faisal, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap pihak rumah sakit.

“Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi,” tutur Faisal.

“Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja,” lanjutnya.

Adapun mengenai hasil mediasi, pihak rumah sakit mengaku bahwa pasien sendiri sudah menerima. Hanya saja, pihak keluarga yang belum.

“Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legowo, tapi yang belum menerima suami dan pengacara,” sebut Faisal.

“Jadi sekarang belum ada sanksi baik itu ke dokter atau rumah sakit. Karena pemeriksaan masih diproses,”jelasnya imbuhnya.[]