ORINEWS.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Kesehatan Aceh Besar terus mengintensifkan langkah menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia dan diare. Salah satu upaya konkret adalah penyelenggaraan Workshop IV Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pneumonia dan Diare, yang berlangsung di Dekranasda Aceh Besar, Kecamatan Ingin Jaya, pada Rabu (26/2/2025).
Workshop ini melibatkan berbagai pihak lintas sektor, termasuk pejabat pemerintah daerah dan mitra internasional seperti Unicef perwakilan Aceh serta Universitas Syiah Kuala (USK).
Narasumber workshop, Nurul menegaskan bahwa penyusunan RAD harus berbasis data akurat dari lintas sektor agar strategi yang dihasilkan dapat berjalan efektif.
“Kami berharap semua pihak yang hadir dapat berkontribusi aktif dalam penyusunan RAD ini. Data akurat sangat diperlukan agar strategi yang kita susun benar-benar relevan dan mampu menjawab tantangan di lapangan. Draft RAD ini harus selesai dan diunggah secepatnya,” ujarnya.
Untuk itu, Nurul juga menekankan pentingnya langkah preventif dalam menangani pneumonia dan diare.
“Dua penyakit ini dapat dicegah dan diobati dengan intervensi yang tepat. RAD ini harus mencerminkan kebutuhan lokal, baik dalam aspek pencegahan maupun pengobatan,” tambahnya.
Dalam workshop ini, para peserta melakukan validasi data kasus pneumonia dan diare, serta menyusun rekomendasi kebutuhan anggaran untuk penanggulangan penyakit tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar, Anita SKM, M.Kes, menyoroti perlunya penguatan regulasi untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan pneumonia serta diare.
“Kami berharap dari RAD ini dapat lahir Peraturan Bupati (Perbup) atau Qanun khusus yang menjadi pedoman hukum dalam upaya pencegahan dan penanganan kedua penyakit ini,” tuturnya.
juga optimis bahwa melalui kerja sama lintas sektor, Aceh Besar dapat menjadi percontohan dalam penanggulangan pneumonia dan diare secara terintegrasi.
“Dengan kerja sama lintas sektor yang baik, kami yakin Aceh Besar bisa menjadi daerah percontohan dalam menangani pneumonia dan diare. Harapan kami, RAD ini mampu menurunkan angka kematian balita dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Aceh Besar,” tutup Anita.
Workshop ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif, pembagian tugas, dan penjadwalan langkah kerja lanjutan, sebagai bagian dari komitmen menyelesaikan dokumen RAD tepat waktu.
Workshop ini dihadiri oleh Kabag Perekonomian dan Kesra Setdakab Aceh Besar Zaini, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial dan Budaya Bappeda, Kepala Bidang Pengembangan Ketahanan Sosial Budaya Masyarakat DPMG, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHK, serta Kepala Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan Dinas PU. Hadir pula dokter spesialis anak dari RSUD Aceh Besar, perwakilan program di Dinas Kesehatan, serta tim penulis dari USK.[]