Tak Dapat Keringanan, Tiga Pembunuh Penagih Utang di Palembang Divonis Mati

ORINEWS.id – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang menjatuhkan hukuman mati kepada tiga terdakwa kasus pembunuhan sadis terhadap Anton Eka Putra (25), seorang penagih utang, yang jasadnya ditemukan terkubur dalam cor semen.
Dikutip dari RMOLSumsel, putusan tersebut dibacakan Majelis Hakim dalam sidang yang berlangsung pada Selasa 25 Februari 2025.
Ketiga terdakwa yang divonis mati adalah Antoni, Pongki Saputra, dan Kelpfio Firmansya.
Ketiganya dinyatakan bersalah atas tindak pidana pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP.
Majelis Hakim yang dipimpin oleh Raden Zainal Arief menyatakan bahwa tidak ada hal-hal yang dapat meringankan hukuman bagi tiga terdakwa.
“Oleh karena itu, Majelis Hakim menyatakan bahwa para terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan berencana,” ujar Raden Zainal Arief saat membacakan amar putusan.
“Dengan ini kami menjatuhkan pidana mati kepada terdakwa I Antoni, terdakwa II Pongki Saputra, dan terdakwa III Kelpfio Firmansya,” sambungnya.
Putusan ini sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim menyoroti fakta bahwa tindakan para terdakwa dilakukan dengan sangat kejam dan menyebabkan hilangnya nyawa korban tanpa alasan yang dapat dibenarkan.
Menanggapi vonis tersebut, kuasa hukum para terdakwa dari Posbakum Palembang, Supendi, menyatakan bahwa pihaknya bersama kliennya akan mengajukan banding.
“Kami sepakat bersama terdakwa untuk menyatakan banding,” kata Supendi.
Kasus ini bermula dari utang yang dimiliki Antoni kepada korban sebesar Rp5 juta. Karena bisnisnya tidak berjalan lancar, utang tersebut membengkak menjadi Rp24 juta akibat bunga yang tinggi.
Kesal karena kesulitan membayar, Antoni kemudian merancang pembunuhan dan mengajak Pongki serta Kelpfio.
Tiga terdakwa menghabisi nyawa korban dengan memukulnya menggunakan kunci pas dan menjerat lehernya dengan seling.
Setelah korban tewas, mereka menguburkan jasadnya di belakang ruko Distro Anti Mahal dengan cara mengecor tubuh korban menggunakan semen.[]