Lantik Mualem-Dek Fadh, Mendagri: Prabowo Sangat Ingin Hadir
![Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto](https://orinews.id/wp-content/uploads/2025/02/05c6efbd-2139-4fb5-8b3b-c9a9d6a64b01.jpeg)
ORINEWS.id – Muzakir Manaf, yang lebih dikenal dengan sapaan Mualem, bersama Fadhlullah, resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030. Pelantikan keduanya berlangsung dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh pada Rabu, 12 Februari 2025, yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting dalam dan luar negeri serta tokoh perdamaian Aceh.
Pelantikan Mualem dan Fadhlullah dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, yang mewakili Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam amanatnya, Mendagri Tito Karnavian menyampaikan rasa syukur kepada Allah atas pelantikan ini.
“Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT, pada hari ini, Rabu 12 Februari 2025, saya Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia, dengan resmi melantik Saudara Muzakir Manaf sebagai Gubernur Aceh dan Saudaranya Fadhlullah sebagai Wakil Gubernur Aceh,” ujarnya dalam acara yang penuh khidmat tersebut.
Tito Karnavian, mengatakan seharusnya pelantikan pimpinan daerah termasuk kepala daerah di Aceh dilakukan serentak pada tanggal 20 Februari 2025 di Istana Negara Jakarta. Namun khusus Aceh, ada aturan khusus yaitu UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh yang menyebutkan jika kepala pemerintah Aceh dilantik dalam sidang paripurna DPR Aceh. Atas dasar itu dan permintaan DPR Aceh serta Muzakir Manaf, agar Gubernur Aceh bisa dilantik 12 Februari sehingga ada waktu bagi Gubernur untuk melantik Bupati/Wali Kota di hadapan sidang DPRK masing-masing. Usai dilantik Gubernur, para pimpinan daerah di Aceh tersebut nantinya akan bisa hadir dalam pelantikan kepala daerah serentak dan mengikuti retret bersam presiden yang akan dilaksanakan di Akmil Magelang.
“Saya dengan segala kerendahan hati memohon kepada Presiden, nggak enak sebagai Mendagri mendahului. Tapi beliau dengan berbesar hati dan paham dengn aturan itu dan menghargai permintaan DPR Aceh dan Gubernur terpilih, maka beliau mengatakan silakan melanjutkan pelantikan 12 Februari ini,” kata Tito.
Tito menambahkan bahwa Prabowo menyampaikan pesan selamat dan sekaligus permohonan maaf. Sebetulnya Prabowo sangat ingin hadir sendiri, tapi pas hari ini menerima kunjungan kehormatan dari presiden Turki.
” Sebetulnya beliau sangat ingin hadir karena kecintaan beliau kepada Aceh,” kata Tito.
Tito mengatakan jika Aceh menjadi salah satu daerah yang pelaksanaan Pilkada serentak paling aman, damai dan lancar.
Acara pelantikan ini menjadi saksi bagi banyak pihak yang hadir, termasuk para tokoh perdamaian Aceh seperti Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar memberikan pengukuhan adat kepada Mualem dan Fadhlullah.
Dalam kesempatan itu, Wali Nanggroe mengatakan, jika rakyat Aceh telah memberikan mandat kepada Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai kepala dan wakil kepala pemerintahan Aceh, untuk menyelenggarakan pemerintahan Aceh dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia.
“Kami berharap saudara dapat memajukan peradaban Aceh, meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh, dan terus memperkuat perdamaian yang telah dibangun selama ini,” ujarnya.
Setelah menerima pengukuhan adat, Mualem bersama Fadhlullah memberikan sambutan pertama sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Mualem mengungkapkan komitmennya untuk bekerja keras demi membangun Aceh lebih baik di masa depan.
“Kami tidak ingin lagi mendengar sebutan Aceh sebagai provinsi termiskin. Saya mau Aceh nanti lebih kaya dari provinsi lain. Hari ini mari bergerak langkah, bersama-sama menjadikan Aceh lebih maju” tegasnya.
Mualem juga menyoroti pentingnya kerja sama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat Aceh, baik dari eksekutif, legislatif, hingga masyarakat umum, dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
“Alhamdulillah, hari ini kami bersama Wakil Gubernur Aceh, Bapak Fadhlullah, telah resmi dilantik. Kami menerima amanah besar ini dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab, dan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi negeri yang kita cintai, Aceh,” ujarnya.
Mualem juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara eksekutif dan legislatif. Menurutnya, sinergi antara kedua lembaga tersebut sangat penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan yang efektif dan sesuai dengan harapan rakyat Aceh.
“Kami berkomitmen untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan DPR Aceh agar pembangunan Aceh dapat berjalan dengan baik, dan rakyat merasa nyaman dan damai,” kata Mualem.
Ketua DPR Aceh, Zulfadli, mengingatkan pentingnya sinergi antara eksekutif dan legislatif dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif.
“Pelantikan ini adalah momen yang penuh makna bagi Aceh. Kami berharap antara gubernur dan wakil gubernur Aceh dapat bersinergi dengan baik bersama dengan DPR Aceh untuk membangun Aceh yang lebih baik. Pemerintahan yang baik memerlukan dukungan yang saling mendukung antara legislatif dan eksekutif,” ujar Zulfadli.
Safrizal ZA mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan menjalankan tugasnya, meski hanya dalam waktu singkat.
“Momen bersejarah ini adalah hasil kerja keras kita semua. Saya berharap pemerintahan yang baru dapat melanjutkan perjuangan ini dengan membawa Aceh menuju arah yang lebih baik,” ujar Safrizal.
Safrizal juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat Aceh yang telah mendukungnya selama masa transisi.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Aceh, Kepala SKPA, ASN, serta semua pihak yang telah mendukung selama saya menjabat sebagai Penjabat Gubernur. Kami berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 2 persen dalam 6 bulan terakhir, dan kami berharap pemerintahan yang baru dapat melanjutkan perjuangan ini,” tambahnya.
Dalam acara yang penuh dengan suasana haru dan semangat kebersamaan ini, turut hadir berbagai tokoh nasional dan internasional. Di antaranya Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Duta Besar Finlandia, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tokoh-tokoh perdamaian Aceh, seperti Jusuf Kalla dan Hamid Awaluddin, juga hadir memberikan dukungan moral pada pelantikan ini. []