ORINEWS.id – Aceh terus mengukuhkan posisinya dalam peta ekonomi regional. Kali ini, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), bersama delegasi Komite Peralihan Aceh (KPA) Luar Negeri, menghadiri pertemuan strategis dengan JAKS Resources Berhad di Malaysia, 22 Januari 2025.
Pertemuan ini menjadi langkah maju dalam upaya kerja sama investasi antara Aceh dan Malaysia, khususnya dalam proyek suplai air bersih dari Aceh ke Pulau Pinang.
Proyek ini tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga memiliki dampak strategis bagi hubungan kedua wilayah.
Keseriusan Malaysia terhadap proyek ini terlihat dari kehadiran langsung Gubernur Pulau Pinang, Chow Kon Yeow, yang mendukung penuh rencana suplai air bersih ini.
Menurutnya, Pulau Pinang membutuhkan sumber air bersih yang berkelanjutan, dan Aceh memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kami melihat Aceh sebagai mitra strategis jangka panjang dalam pengelolaan air bersih. Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, akan ada banyak manfaat ekonomi bagi kedua belah pihak,” ujar Chow Kon Yeow.
Aceh di Mata Investor Malaysia
JAKS Resources Berhad, perusahaan infrastruktur terkemuka Malaysia, menilai Aceh sebagai kawasan potensial untuk ekspansi bisnis. Selain sektor air bersih, energi, dan infrastruktur juga menjadi fokus utama.
Kehadiran Mualem dalam pertemuan ini menegaskan komitmen Pemerintah Aceh dalam membuka peluang investasi seluas-luasnya.
Sementara itu, delegasi KPA Luar Negeri yang dipimpin oleh Teuku Emi Syamsyum (Abu Salam) memastikan bahwa kerja sama ini akan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Aceh.
“Kami tidak hanya ingin membawa investor, tetapi juga memastikan bahwa investasi ini benar-benar berkontribusi pada pembangunan Aceh,” kata Abu Salam.
Langkah Nyata Aceh di Kancah Regional
Selain membahas proyek air bersih, kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk memperkuat jejaring bisnis dengan Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE).
YB Dato’ Sri Reezal Merican bin Naina Merican dari MATRADE turut hadir dalam pertemuan ini, membuka peluang baru dalam sektor perdagangan dan investasi.
Sejumlah tokoh penting turut serta dalam delegasi Aceh, di antaranya Dato’ Seri Mohamed Idris bin Mohamed Kassim (Wakil Aceh di Malaysia), Datuk Haji Mansur bin Usman (Penasihat KPA Luar Negeri), serta perwakilan dari Rahmat PT KSP, Muhammad Sulaiman PT PEMA, dan Boihaki PT MEUGLEE.
Momentum ini menegaskan bahwa Aceh tidak ingin hanya menjadi penonton dalam arus investasi global, tetapi siap menjadi pemain utama.
Aceh Siap Eksekusi, Peluang Besar di Depan Mata
Kesepakatan investasi pun mulai mengerucut. Abu Salam memastikan bahwa sejumlah investor telah menyatakan kesiapannya menanamkan modal di Aceh.
“Ini bukan lagi sekadar wacana. Investor sudah siap, sekarang giliran kita untuk melangkah,” tegas Abu Salam, Minggu (02/02/2025).
Jika proyek ini berhasil, Aceh berpotensi menjadi pusat ekonomi baru di Sumatra yang memiliki daya saing global.
Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana Pemerintah Aceh dapat merealisasikan kerja sama ini dengan langkah konkret.
Pulau Pinang sudah memberi sinyal positif. Kini, giliran Aceh membuktikan bahwa ia benar-benar siap menjadi mitra strategis dalam perekonomian regional.