ORINEWS.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah ST menyampaikan masukan terkait penurunan harga tiket ke PT Garuda Indonesia sebagai salah satu jasa destinasi penerbangan yang digunakan oleh masyarakat.
Menurut Irwansyah, secara historis masyarakat Aceh memiliki kontribusi besar dalam penerbangan Indonesia, yaitu pernah menyumbang sejumlah 20 kilogram emas untuk membeli pesawat RI pada tahun 1948. Lahirnya perusahaan Garuda ini merupakan sumbangsih rakyat Aceh atas Presiden Soekarno waktu itu memohon kepada rakyat Aceh untuk membeli pesawat berjenis Dakota dengan nomor C-47 yang digunakan sebagai alat transportasi bagi pejabat kenegaraan.
“Atas jasa besar ini, Garuda bisa menimbang kontribusi rakyat Aceh untuk hari ini agar dapat memberi kemudahan terhadap harga tiket yang digunakan untuk jasa penerbangan dengan pelayanannya sangat baik,” kata Irwansyah saat bersilaturrahmi General Manager (GM) PT Garuda Indonesia Aceh, di Hotel Fhandika Boutiqe, Senin, (20/1/2025) kawasan Lambung.
Irwansyah juga mengatakan, saat ini jumlah flight masih terbatas, hanya ada 8 fligth (penerbangan) per harinya untuk total semua jenis pesawat terbang, namun itu hanya terisi 60-70% saja. Ini tentu harus dijadikan sebagai catatan bersama, bahwa jumlah wisatawan ke Aceh belum signifikan. Hal ini dikarenakan banyak hal, salah satunya belum ada sebuah kalender event wisata di Banda Aceh dan Aceh yang dapat menarik minat wisatawan. Ditambah lagi spot wisata yang belum terjamin kebersihan dan memberi kenyamanan bagi pengunjung.
Padahal imbuh Irwansyah, dengan jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh tentu akan berdampak positif dan meningkatkan sektor dan jasa lainnya. Seperti hunian kamar hotel, kuliner Aceh , pengguna jasa transportasi lokal, peluang terjualnya produk-produk UMKM aceh yang kesemuanya itu akan membantu perekonomian Aceh.
Politisi PKS ini berharap, jika harga tiket jasa transportasi penerbangan dapat dijangkau masyarakat maka hal itu dapat menumbuhkan siklus investasi yang kuat.
“Untuk menjangkau ini perlu kolaborasi lintas sektor, agar iklim investasi-ekonomi dapat tumbuh di Aceh,” pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan General Manager PT Garuda Indonesia, Aceh, Nano Setiawan dalam agenda silaturrahmi tersebut. Namun kata Nano, segala kebijakan yang menjadi catatan pihaknya juga menjadi keputusan pemangku kebijakan yakni pemerintah melalui di Kementerian Perhubungan.
“Soal harga tiket, koordinasi dan keputusan ada di Kementerian, kita hanya menjalankan kebijakan, namun kita tetap mengupayakan kemudahan dan pelayanan yang optimal bagi pelanggan, terutama bagi Aceh yang saban tahun juga melayani jamaah haji, jasa layanan wisata dan destinasi lainnya,” ujarnya.[]