ORINEWS.id – Sebuah video yang memperlihatkan Direktur Utama (Dirut) PDAM Bangkalan, Sjobirin Hasan, duduk di atas getek bambu di tengah banjir viral di media sosial.
Aksinya ini menuai berbagai reaksi dari warganet yang ramai-ramai memberikan komentar pedas.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh sejumlah akun media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X. Salah satunya oleh akun Instagram @infomdr yang memperlihatkan Sjobirin duduk seorang diri di atas getek bambu.
Getek tersebut didorong oleh sejumlah warga yang harus menerjang banjir setinggi dada orang dewasa seperti sedang ditandu.
Di atas getek, tersedia ember cat berwarna putih yang dijadikan tempat duduk Sjobirin. Sesekali ia terlihat menunjuk ke arah tertentu, seperti memberikan instruksi terkait kondisi banjir yang sedang ditinjau. Namun, aksi ini justru mengundang sorotan tajam dari warganet.
Reaksi Netizen
Banyak warganet yang menganggap aksi Sjobirin kurang empati terhadap situasi warga yang terdampak banjir. Komentar-komentar pedas pun bermunculan di kolom unggahan video tersebut.
“Luar biasa, duduk santai seperti Raja, padahal rakyat yang susah,” tulis salah satu netizen.
“Malah duduk manis di atas getek, ini simbol pemimpin yang lupa bahwa dia pelayan rakyat,” tambah pengguna lainnya.
Ada juga yang menyoroti gaya Sjobirin sebagai sesuatu yang berlebihan. “Kayak lagi diarak-arak menuju upacara kerajaan aja,” tulis akun lainnya dengan nada sindiran.
Penyebab Banjir
Sekadar informasi, banjir yang melanda Bangkalan ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Selasa malam, 14 Januari 2025.
Tingginya intensitas hujan menyebabkan Sungai Tangkel meluap hingga melewati pagar pembatas, merendam rumah pompa milik PDAM Bangkalan. Akibatnya, distribusi air bersih ke sejumlah pelanggan, khususnya di wilayah Halim Perdanakusuma, terganggu.
Sjobirin yang mendatangi lokasi banjir pada Rabu, 15 Januari 2025, mengenakan sepatu bot dan seragam dinas. Namun, kehadirannya justru menimbulkan kontroversi karena ia memilih untuk duduk di atas getek sementara warga bekerja keras mendorongnya melewati genangan air.