Disdikbud Aceh Tamiang Sosialisasi Muatan Lokal BTQ dan ABT ke Kepsek SD-SMP
ORINEWS.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tamiang melaksanakan rapat sosialisasi penguatan Muatan Lokal pada satuan pendidikan dengan mengumpulkan Kepala Sekolah (Kepsek) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SKB Karang Baru, Kamis (16/1/2025).
Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Muhammad Yani mengatakan kegiatan sosialisasi penguatan muatan lokal ini merupakan tindak lanjut dari arahan Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, atas rekomendasi yang disampaikan oleh Majelis Pendidikan Daerah (MPD) setempat terkait implementasi pelaksanaan kurikulum muatan lokal yang terdiri dari kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) dan Adat Budaya Tamiang (ABT).
“Kegiatan sosialisasi ini dibagi menjadi dua gelombang yakni gelombang pertama diikuti oleh kepala SD wilayah 1,2 dan 3 serta kepala SMP wilayah kecamatan Bandar Pusaka, Tamiang Hulu, Kejuruan Muda, Tenggulun, Kota Kualasimpang dan Rantau. Sedangkan gelombang kedua diikuti kepala SD wilayah 4,5, 6 dan Kepala SMP wilayah Karang Baru, Sekerak, Banda Mulia, Manyak Payed, Bendahara dan Seruway,” ujar Muhammad Yani.
Ketua Majelis Pendidikan Aceh Tamiang, Muttaqin mengatakan, peraturan Bupati terkait kurikulum muatan lokal disahkan pada tahun 2022 lalu tapi implementasi terhadap kurikulum muatan lokal yang terdiri dari Baca Tulis Qur’an (BTQ) dan Adat Budaya Tamiang (ABT) belum dilakukan.
“Peraturan ini sudah dua tahun berlalu dan sewajarnya dan seharusnya di tahun 2025 ini, kurikulum muatan lokal ini diimplementasikan oleh seluruh sekolah satuan pendidikan di Aceh Tamiang,” ujar Muttaqin.
Ketua MPD menjelaskan latar belakangnya munculnya kurikulum muatan lokal yakni berdasarkan riset yang dilakukan pada tahun 2016 selama 3 bulan ditemukan 68 persen anak SD dan MIN di Aceh Tamiang belum mampu membaca Alquran.
“Atas kekhawatiran tersebut, MPD mengusulkan kepada Pemerintah Daerah pada mata pelajaran Muatan Lokal dimasukkan kurikulum Baca Tulis Qur’an untuk menuntaskan baca Alquran,” ujar Muttaqin.
Sementara itu, Pj Bupati Asra meminta kepada Sekolah Dasar (SD) dan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk melaksanakan kurikulum muatan lokal yakni BTQ dan ABT.
“Dinas Pendidikan, MPD dan kepala sekolah baik kepala SD maupun kepala SMP harus bersinergi agar pelaksanaan kurikulum BTQ dan ABT ini dapat berjalan sesuai harapan,” ujarnya.
Pj Bupati Asra berharap jika kurikulum BTQ dan ABT sudah diimplementasikan, riset yang dilakukan pada tahun 2016, hasilnya berbalik, yakni 68 persen mampu membaca Alquran dan 32 persen belum mampu membaca Alquran.
“Pendidikan agama dan Akhlakul Karimah harus ditanamkan sejak kecil dan butuh proses. Melalui kurikulum BTQ ini diharapkan dapat menjawab kekhawatiran terhadap persoalan baca Qur’an,” ujar Pj Bupati Asra.[]