Begini Pengumuman Joe Biden, Saat Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa “Israel” dan Perlawanan Palestina telah mencapai gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan, yang mengakhiri perang selama lebih dari setahun di Gaza, dengan rencana untuk menghentikan pertempuran, menyatukan kembali tawanan dengan keluarga, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan.

Presiden AS Joe Biden mengungkapkan pada hari Rabu bahwa “Israel” dan Perlawanan Palestina telah menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan, yang mengakhiri kekerasan selama lebih dari setahun di Gaza.

Kesepakatan tersebut, yang dicapai melalui negosiasi intensif yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar, diharapkan dapat menghentikan permusuhan, menyatukan kembali tawanan dengan keluarga mereka, dan secara signifikan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Saya dapat mengumumkan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan telah dicapai antara Israel dan Hamas,” kata Biden di Gedung Putih. “Pertempuran di Gaza akan berhenti, dan para sandera akan segera kembali ke rumah untuk bertemu keluarga mereka.”

Dalam pernyataan terpisah, Gedung Putih menjelaskan, “Hari ini, setelah berbulan-bulan diplomasi intensif oleh Amerika Serikat, bersama dengan Mesir dan Qatar, Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dan penyanderaan. Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan ditawan.”

Kesepakatan Tercapai Setelah Penundaan yang Panjang

Kesepakatan ini dicapai setelah kekerasan berkepanjangan yang telah menghancurkan Gaza dan memperparah krisis kemanusiaan. Negosiasi menghadapi banyak penundaan karena masalah yang belum terselesaikan antara kedua belah pihak.

Menurut sumber-sumber Palestina yang mengetahui pembicaraan tersebut, salah satu poin utama yang menjadi perdebatan adalah kurangnya kejelasan dari “Israel” mengenai mekanisme pembebasan tawanan dan evakuasi korban luka untuk mendapatkan perawatan medis.

Selain itu, pihak Israel tidak memberikan peta yang jelas yang menguraikan penarikan pasukannya dari Gaza atau pengelolaan titik-titik penting seperti penyeberangan Rafah dan masuknya truk bantuan kemanusiaan. Rincian yang belum terselesaikan ini mengganggu kemajuan perjanjian, memperpanjang penderitaan warga sipil di wilayah tersebut.

Meskipun menghadapi tantangan ini, pejabat Arab, Amerika, dan Israel mengonfirmasi awal minggu ini bahwa rancangan perjanjian tersebut hampir selesai.

Persyaratan Utama Perjanjian Gencatan Senjata

Rincian perjanjian yang diperoleh Al Mayadeen  mengungkap kerangka kerja sebelas klausul yang ditujukan untuk mengatasi masalah kemanusiaan langsung dan penyelesaian konflik jangka panjang. Ketentuan utama meliputi:

Penarikan Pasukan Israel: Pasukan Israel akan sepenuhnya mundur dari seluruh wilayah Jalur Gaza, kembali ke perbatasan sebelum perang, termasuk Jalan al-Rashid dan koridor Netzarim.

Akses Kemanusiaan: Perlintasan Rafah akan dibuka kembali berdasarkan protokol internasional, dengan “Israel” mengizinkan masuknya 600 truk bantuan setiap hari. Bantuan yang diberikan meliputi pasokan medis, 200.000 tenda, dan 60.000 karavan untuk tempat berteduh.

Evakuasi Korban Luka: “Israel” diharuskan memfasilitasi evakuasi warga Palestina yang terluka untuk mendapatkan perawatan di luar negeri.

Pertukaran Tahanan: Perjanjian tersebut mencakup pembebasan 1.000 tahanan Palestina, serta semua wanita dan anak-anak di bawah usia 19 tahun yang ditahan di penjara Israel. Kesepakatan tersebut mengecualikan pejuang Hamas yang terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.

Wilayah Udara dan Rumah Sakit: Pesawat musuh harus meninggalkan wilayah udara Gaza hingga 10 jam setiap hari, dan semua rumah sakit di Gaza harus direhabilitasi, dengan rumah sakit lapangan dan tim medis diizinkan masuk.

Tahapan Implementasi

Gencatan senjata tersebut disusun secara bertahap, dimulai dengan periode enam minggu di mana 33 tawanan Israel, termasuk “anak-anak, wanita, tentara wanita, pria berusia di atas 50 tahun, serta yang terluka dan sakit,” akan dibebaskan sebagai ganti 1.000 tahanan Palestina. Tahap ini juga memungkinkan orang-orang yang mengungsi dari Gaza selatan untuk kembali ke wilayah utara sementara pasukan Israel secara bertahap menarik diri.

Tahap selanjutnya akan membahas pembebasan 66 tawanan yang masih ditahan oleh faksi-faksi Palestina, bergantung pada keberhasilan tahap awal. Menurut laporan, pembebasan 33 sandera, termasuk lima tentara wanita, akan melibatkan konsesi yang signifikan, dengan setiap tentara ditukar dengan 50 tahanan Palestina.

Exit mobile version