ORINEWS.id – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pertemuannya dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Rabu (15/1/2025) di Keraton Kilen.
“Ya hampir 2 jam ngomong dari banyak hal. Lebih banyak geopolitik dan ekonomi global,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya Sumber, Banjarsari, Solo.
Ia sendiri hanya bermaksud silaturahim dengan orang nomor satu di DI Yogyakarta tersebut.
Jokowi sudah lama tak berjumpa dengan Sri Sultan HB X.
“Silaturahmi. Saya udah lama nggak berjumpa dengan beliau,” jelasnya.
Dirinya mengaku sama sekali tidak membicarakan soal Politik.
“Ndak (ada pembicaraan politik). Silaturahmi biasa. Karena lama saya nggak berjumpa dengan beliau,” tuturnya.
Sebelumnya, Sri Sultan sempat membenarkan bahwa ia diminta menjembatani hubungan antara Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati pada 12 Februari 2024 lalu.
Namun hingga kini belum ada informasi apakah pertemuan kali ini berkaitan dengan hal ini atau tidak.
Jokowi telah mengakui sudah tidak lagi bertemu dengan Megawati selama 2,5 tahun.
Seperti telah diketahui, Jokowi masih menghadiri Rakernas IV PDIP pada September 2023 silam.
Setelah itu presiden ketujuh ini tak lagi hadir dalam agenda penting partai.
“Belum tahu ya. 2,5 tahun belum ketemu,” ungkapnya Senin (13/1/2025) lalu.
Sementara itu menurut Jokowi, hubungannya dengan Megawati dan Prabowo baik-baik saja.
Sebagai informasi, Jokowi masih menghadiri Rakernas IV PDIP pada September 2023 lalu.
Jokowi kemudian resmi dipecat dari PDIP per 4 Desember 2024 melalui SK Nomor 1649.
Sri Sultan Sempat Diisukan Jadi Mediator
Diketahui, Sri Sultan HB X mengaku diminta Jokowi menjadi penghubung agar bisa bertemu dengan Megawati Soekarnoputri pada 2024 lalu.
Sri Sultan menyebut Jokowi memang ada kepentingan untuk bertemu dengan Ketua Umum PDIP.
Kabar tersebut awalnya diungkap oleh pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie.
Connie mengaku bertemu dengan Ngarsa Dalem pada 6 Februari 2024.
Saat itulah Sri Sultan bercerita bahwa dia diminta Jokowi untuk menjembatani pertemuan dengan Megawati.
Dalam pertemuan itu, Ngarsa Dalem juga berpesan agar Presiden Jokowi tidak menyakiti Megawati.
Pasalnya Megawati adalah puteri Sang Proklamator Bung Karno.
Saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Sultan membenarkan informasi tersebut.
“Betul, tapi saya kan nunggu presiden. Saya akan menjembatani. Terserah presiden itu (waktunya kapan). Saya nunggu. Kalau memerlukan saya bersedia,” ujar Sultan, Senin (12/2/2024).
Sultan menegaskan bahwa dirinya bersifat pasif terkait hal ini. Jika sewaktu-waktu Presiden Jokowi meminta maka dirinya siap bergerak.
“Ya berarti bukan ambil inisiatif. Yang ambil inisiatif Bapak Presiden. Kalau mau ketemu Mbak Mega saya fasilitasi. Kalau bisa ketemu sendiri ya syukur, kalau saya sifatnya pasif,” jelasnya.
Sultan mengatakan jika belum ada arahan dari Presiden Jokowi maka dirinya tak akan bergerak.
“Kalau presiden gak ngomong ‘tolong diantar’, kalo gak (meminta) ya enggak to.
Saya kan pasif bukan ngoyak-ngoyak (mengejar),” kata dia seperti dilansir Kompas.com.