Tega Betul Agung Sedayu! Sawah dan Empang Warga Dibeli Murah, Bayar Nyicil, Sungai Ditimbun
ORINEWS.id – Apes benar nasib para warga Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang. Setelah laut mereka dipagari sehingga akses melaut terbatas, kini lahan sawah dan empang, yang jadi salah satu sumber penghidupan warga sekitar juga harus rela dijual murah.
Mereka mengaku terpaksa menjual sawah dan empang mereka dengan harga murah demi mendukung pengembangan proyek PIK 2, yang digarap Agung Sedayu Group.
Tanah yang menjadi sumber penghidupan mereka cuma dihargai Rp50 ribu per meter untuk lahan sawah, bahkan ada juga yang dibayar Rp35 ribu per meter dihargai untuk tambak atau empang. Parahnya, pembayaran pun dilakukan secara dicicil oleh pihak pengembang.
“Kami diminta menjual tanah tambak cuma Rp35 ribu per meter. Sawah lebih mahal sedikit, tapi tetap murah, cuma Rp50 ribu per meter. Itu pun bayarnya dicicil, enggak langsung lunas,” kata Syaiful, salah satu warga, saat ditemui Inilah.com di lokasi, Selasa (14/1/2025).
Selain harga yang dinilai terlalu rendah, mekanisme pembayaran yang dicicil kian memperburuk situasi warga. Tidak sedikit yang mengeluh karena pembayaran sering terlambat dan tanpa kejelasan jadwal.
Menurut Syaiful, warga tidak punya banyak pilihan selain menerima tawaran tersebut. Tekanan dari pihak pengembang dan kurangnya dukungan dari pemerintah membuat mereka tidak berdaya.
“Ya mau bagaimana lagi, terpaksa warga di sini jual mas. Kadang kalau ada yang nolak dijual ya, mereka enggak pandang bulu. Diuruk aja itu sawah sama mereka. Mereka juga makai jasa calo buat maksa warga jual tanahnya,” ujar Syaiful.
Hatinya makin bergejolak, lantaran pengembang PIK 2 telah melakukan penimbunan anak sungai di perbatasan Desa Kronjo dan Desa Muncung. Aktivitas penimbunan itu diketahui telah berjalan lebih kurang dua tahun.
Akibat adanya penimbunan anak sungai tersebut, para petambak, petani, serta masyarakat di sekitar lokasi tersebut telah mengalami kerugian. “Sekarang mau nyari ikan gimana warga? Mana ada ikan sekarang di empang-empang itu. Toh sungainya sudah ditutup mati,” ungkap Syaiful.
Sebelumnya, Darma (56), salah satu warga setempat, ditemui Inilah.com di lokasi, Selasa (14/1/2025), mengaku sangat kecewa. Ia sengaja datang pagi-pagi untuk menjala ikan di tepian sungai, tetapi pulang dengan tangan kosong.
“Sudah dari pagi ini keliling belum dapat ikan. Saya juga enggak tahu ini tiba-tiba ada pasir dari sungai menggunung. Biasanya mah dapet yak, cuma sekarang kosong,” tuturnya lesu.
Darma mengaku tidak mengetahui secara pasti tujuan dari penimbunan sungai tersebut. Namun, ia menduga hal ini terkait proyek pembangunan jalan tol yang menjadi bagian dari pengembangan kawasan PIK 2.
Adapun di lokasi menunjukkan tanah yang semula menutupi sungai kini tampak menggunung di beberapa titik sepanjang bibir Kali Malang.
Saat ini pemandangan di sekitar sungai sepanjang 2-3 kilometer dengan lebar sekitar 20 meter menjadi rata dengan tanah. Anak sungai hanya bersisa lebar kurang dari lima meter saja.