Jadi Korban Ledakan Rumah Polisi, Seorang Ibu dan Balita Tewas saat Nidurin Anaknya Sakit

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Sebuah ledakan terjadi di rumah anggota Polsek Dlanggu Aipda Maryudi di Dusun/Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Senin (13/1) pagi.

Akibat ledakan tersebut, Luluk Sudarwati, 40, dan anak bungsunya, Kaffa, 3, tewas di lokasi kejadian

Luluk adalah seorang guru ngaji yang setiap sore mengajari anak-anak tetangganya. Saat kejadian, ia sedang mengeloni Kaffa di kamar tidur karena badan balita itu sedang demam.

Rumah Luluk dan Aipda Maryudi berdempetan. Suami Luluk, Qodi, memiliki usaha penggiling padi keliling.

Saat peristiwa tragis ini, Qodi sedang menyelep di sawah, Dusun Trenggumung, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri. Sedangkan anak pertama perempuan mereka sudah berangkat sekolah di SMKN 1 Sooko.

Pagi itu, seperti biasanya, Luluk sedang di rumah bersama si bungsu. Dimas, warga setempat menyebut, Luluk dan Kaffa awalnya akan diajak ikut menyelep bersama Qodi.

“Tapi tidak jadi, kayaknya karena anaknya lagi tidak enak badan itu,” katanya.

Sonik, pemilik warung depan rumah Luluk dan Maryudi menyebut, Luluk sedang mengeloni Kaffa saat ledakan hebat terjadi.

Kebetulan balita itu sedang demam sehingga keduanya tidur di kamar. “Ngeloni anaknya, anaknya kan lagi sakit, badannya panas, namanya anak kecil,” sebut perempuan 60 tahun tersebut.

Menurutnya, selain ibu rumah tangga, Luluk juga seorang ngaji. Setiap hari, 3-5 anak tetangga datang ke rumahnya untuk belajar membaca Alquran secara cuma-cuma sejak pukul 15.00 sampai 18.00 .

“Bu Luluk ini orangnya baik, mengajar ngaji sudah ada dua tahun ini,” imbuh Sonik.

Sonik menyebutkan keluarga Qodi dan Maryudi masih satu kerabat. Orang tua istri Maryudi dan Luluk diketahui bersaudara.

Dimas menyatakan, Luluk dan Kaffa tewas akibat tertimbun reruntuhan tembok rumah. Kaffa tewas seketika, sedangkan ibunya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Sido Waras, Bangsal.

Usai terjadi ledakan, Dimas mengatakan Luluk sempat meminta tolong. “Cukup lama ya minta tolongnya,” ujarnya.

Namun warga tak berani mendekat lantaran tercium aroma kuat seperti belerang. Setelah reruntuhan digali, warga akhirnya mengevakuasi tubuh keduanya.

“Bu Luluk masih hidup pas diangkat, masih ada napasnya, tapi tidak tahu sempat dapat perawatan di rumah sakit atau tidak sebelum meninggal,” tandasnya.[source:pojoksatu]

Exit mobile version