ORINEWS.id – Setelah menjelajahi keindahan dan potensi Kota Sabang, rombongan investor dari Zikay Group Malaysia kembali melanjutkan agenda mereka di Banda Aceh.
Pada Senin (13/01/2025), para investor ini menggelar pertemuan strategis dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh.
Kunjungan tersebut tidak hanya memperlihatkan keseriusan Zikay Group untuk menanamkan modal di Aceh, tetapi juga menjadi bukti nyata upaya bersama antara pemerintah Aceh dan Komite Peralihan Aceh (KPA) Luwa Nanggroe dalam mengawal realisasi investasi.
Rombongan Investor dan Pendamping dari KPA Luwa Nanggroe
Delegasi Zikay Group dipimpin oleh Y.A.D Datuk Mohd Khay Bin Ibrahim D.I.M.P D.S.I.S, seorang tokoh berpengaruh yang juga merupakan salah satu dari 17 Ahli Dewan Di-Raja Selangor Darul Ehsan.
Bersama putranya, Taufiq Mohd Khay, General Manager dan Fikri Mohd Khay, Senior Executive, serta Iqbal Marzuqi Iszhar, Managing Director The Sentral Mint, mereka menyampaikan niat serius untuk bekerja sama dengan Aceh dalam berbagai bidang.
Rombongan ini didampingi oleh jajaran KPA Luwa Nanggroe, termasuk Teuku Emi Syamsyumi (Abu Salam) selaku Ketua, Datuk H. Mansyur Bin Usman selaku Penasehat KPA, Robbi Darniawan (Tengku Wan) selaku Bendahara KPA, Basri (Cek Bas), Umar Hakim Ilhami selaku Juru Bicara, serta Boyhaki, ajudan setia Muzakir Manaf (Mualem).
Kehadiran KPA Luwa Nanggroe memastikan bahwa kepentingan strategis Aceh tetap menjadi prioritas utama dalam diskusi investasi ini.
Diskusi Intensif dengan Pemerintah Aceh
Dipimpin langsung oleh T. Ahmad Dadek, Ketua Bappeda Aceh, pertemuan yang berlangsung secara hybrid ini melibatkan sejumlah pejabat penting.
Hadir di antaranya adalah Kepala Dinas Perhubungan Aceh T. Faisal, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Martunis, perwakilan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Biro Ekonomi Setda Aceh, serta Teguh Darmawan Saiman, General Manager Bandara Sultan Iskandar Muda.
Dalam pertemuan tersebut, para investor dan pejabat pemerintah membahas secara mendalam peluang investasi di Aceh. Fokus pembicaraan mencakup empat sektor utama:
- Perhotelan dan resort – Pengembangan fasilitas pariwisata kelas dunia yang berpotensi menarik wisatawan lokal dan internasional.
- Produksi minyak makan – Investasi ini bertujuan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian Aceh dan memperluas jaringan ekspor.
- Penerbangan – Rencana untuk meningkatkan kapasitas Bandara Sultan Iskandar Muda agar menjadi hub regional.
- Pengelolaan logam emas – Pengoptimalan potensi tambang emas di Aceh dengan teknologi modern dan efisien.
Komitmen Mualem untuk Aceh
Ketua KPA Luwa Nanggroe, Abu Salam, menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan visi besar Muzakir Manaf (Mualem), Ketua Umum KPA.
“Mualem selalu menekankan pentingnya kerja sama lintas negara untuk mempercepat pembangunan Aceh. Kami akan terus mendampingi agar rencana investasi ini berjalan lancar,” ujar Abu Salam.
Dukungan Pemerintah dan Optimisme Investor
Ketua Bappeda Aceh, Ahmad Dadek, menyampaikan bahwa pemerintah Aceh siap memberikan kemudahan bagi investor.
“Kami sangat terbuka untuk kerja sama yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Aceh. Infrastruktur pendukung akan kami siapkan dengan maksimal,” katanya.
Sementara itu, General Manager Bandara Sultan Iskandar Muda, Teguh Darmawan Saiman, menyambut baik rencana pengembangan sektor penerbangan.
“Bandara merupakan gerbang utama perekonomian. Dengan dukungan Zikay Group, kami optimis Bandara Sultan Iskandar Muda dapat menjadi pusat konektivitas di wilayah ini,” katanya.
Langkah Nyata Menuju Aceh yang Lebih Baik
Datuk Mohd Khay Bin Ibrahim menyampaikan apresiasinya terhadap sambutan pemerintah Aceh dan KPA Luwa Nanggroe.
“Aceh adalah wilayah dengan potensi luar biasa. Kami melihat peluang besar di sini dan siap berkontribusi untuk pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan Aceh
Dengan dukungan penuh dari pemerintah Aceh, KPA Luwa Nanggroe, dan komitmen kuat para investor, kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam membangun ekonomi Aceh yang lebih maju dan inklusif.
Upaya ini diharapkan tidak hanya membuka lapangan kerja baru tetapi juga mendorong Aceh menjadi pusat investasi di Indonesia bagian barat.