Diduga jadi Korban Perundungan, Dokter Aulia Dapat Penghargaan Menkes

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id -Dokter Aulia Risma Lestari (ARL) mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Universitas Diponegoro (Undip), yang meninggal atas dugaan kasus perundungan dari senior-seniornya, mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. 

Menkes menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dokter Aulia. Pihaknya berjanji dan berharap agar kasus ARL bisa menjadi pembelajaran perbaikan sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia. 

“Kita ingin agar ke depannya menjadi perbaikan sistem pendidikan perguruan tinggi di Indonesia secara menyeluruh. Kita juga sudah bertemu pihak keluarga korban, demi dapat menyampaikan belasungkawa dan dukungan,” kata Menkes Budi Gunadi, dikutip RMOLJateng, Sabtu, 11 Januari 2025. 

Dari pihak keluarga dokter Aulia, ibunda korban Nuzmatun Malinah, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari seluruh pihak khususnya masyarakat. 

“Saya ucapkan terima kasih, semoga amal kebaikan yang dilakukan dibalas Allah SWT,” ucap Nuzmatun. 

“Kami tentu mendukung komitmen Kementerian Pendidikan yang akan menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran untuk perbaikan pendidikan seluruhnya,” imbuhnya. 

Kasus dokter ARL ini sejauh ini masih ditangani Polda Jawa Tengah. Saat ini Polisi tengah menyelesaikan penyidikan dengan memanggil tiga orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. 

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto menjelaskan, dalam proses yang berlangsung, penyidik memastikan penelusuran aliran uang dari korban. Meski bukti telah ada, namun pengungkapan dilakukan untuk mencari besarnya keseluruhan kerugian yang dialami korban dalam kasus dugaan pemerasan ini. 

“Penyidikan memastikan besarnya kerugian korban, salah satunya. Selain penyidik menelusuri modus para tersangka tiga orang itu,” kata Artanto. 

Korban dokter ARL meninggal dunia diduga mengalami perundungan dan depresi, kemudian memilih bunuh diri. Fakta inipun sudah diakui pihak kampus Universitas Diponegoro, RSUP Dr Kariadi mengakui budaya semacam itu masih ada di dalam kampus terutama di program PPDS. 

Menurut hasil penyelidikan kepolisian Polda Jawa Tengah kasus ini mengandung dugaan pemerasan dan perundungan.

Exit mobile version