AS Dilanda Dua Bencana Ekstrem: Los Angeles Terbakar, Selatan Membeku

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Situasi kontras melanda Amerika Serikat (AS) dengan dua bencana alam besar terjadi bersamaan. Di California, kebakaran lahan meluluhlantakkan wilayah Los Angeles, sementara badai salju melumpuhkan aktivitas di bagian selatan negeri paman sam itu.

Terjadi enam kebakaran lahan terpisah di wilayah Los Angeles, California, termasuk Palisades Fire yang meluluhlantakkan kawasan elite di Pacific Palisades. Peristiwa ini menjadikan wilayah tersebut membara seperti neraka.

Kebakaran Los Angeles hingga Sabtu (11/1/2025), telah merenggut sedikitnya 11 nyawa. Presiden AS Joe Biden mengungkapkan jumlah korban tewas mungkin terus bertambah karena banyak laporan orang hilang.

Sementara itu, enam kebakaran Los Angeles memusnahkan sekitar 15.000 hektare lahan dan sedikitnya 10.000 rumah dan bangunan. Tak terhitung jumlah kendaraan yang ludes.

Kebakaran Los Angeles terjadi mulai 7 Januari 2025 lalu. Para pakar menyebut bahwa api bisa menyebar dengan cepat karena pengaruh tiupan angin Santa Ana yang kering dengan kecepatan hingga 160 km per jam.

Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan vegetasi di California Selatan, termasuk Los Angeles, yang kering ditambah kelembaban udara yang rendah. Api seolah mendapatkan tempat kesukaannya dengan kondisi seperti itu yang membuat penyebarannya sangat cepat.

Kantor Layanan Cuaca Nasional AS di Los Angeles memperingatkan, tingkat kelembaban rendah serta angin kencang di beberapa area bisa memicu kebakaran lebih besar lagi. Bahkan kondisi ini diperkirakan belum akan membaik pekan depan.

“Kita tahu vegetasi sudah sangat kering, ditambah lagi dengan angin kencang seperti Santa Ana yang sangat kering dan kencang. Risiko kebakaran benar-benar sangat tinggi,” ucap Asisten Profesor di Universitas San Diego, Luca Carmignani.

Badai Salju di Selatan AS

Sementara itu, badai salju justru terjadi di wilayah AS selatan. Hal ini menyebabkan sekolah ditutup hingga lalu lintas penerbangan terganggu.

Melansir Associated Press, badai tersebut bergerak ke laut di lepas Pantai Timur pada hari Sabtu waktu setempat. Namun, suhu diperkirakan akan turun setelah matahari terbenam di Selatan, meningkatkan risiko salju yang mencair akan membeku kembali, membuat jalan-jalan tertutup es.

Bandara-bandara besar termasuk di Atlanta dan Charlotte, Carolina Utara juga melaporkan adanya gangguan. Sementara penerbangan beroperasi, maskapai penerbangan membatalkan dan menunda lebih banyak penerbangan setelah cuaca hari Jumat memperlambat perjalanan.

Pada Sabtu sore sekitar 1.000 penerbangan masuk dan keluar dari Bandara Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta dibatalkan atau ditunda, menurut data FlightAware. Antrean keamanan di terminal juga sangat panjang.

Selain itu, hujan es menyebabkan pemadaman listrik di Georgia mencapai lebih dari 110.000 pelanggan pada Jumat malam. Namun, petugas listrik memulihkan semua kecuali beberapa ribu pada Sabtu malam. Layanan Cuaca Nasional melaporkan sejumlah kecil es terkumpul di sekitar Atlanta akibat hujan es.

Bagian dari pegunungan di Carolina Utara bagian barat diguyur salju setebal 4,5 inci (sekitar 11 sentimeter) dalam kurun waktu 24 jam hingga pukul 7 pagi hari Sabtu, menurut data Layanan Cuaca Nasional. Selain itu, bagian dari Tennessee bagian tengah diguyur salju setebal hampir 6 inci (sekitar 15 sentimeter) pada pagi yang sama.

Awal minggu ini badai membawa salju tebal ke sebagian besar wilayah Texas dan Oklahoma sebelum bergerak ke timur. Arkansas dan Carolina Utara mengerahkan pasukan Garda Nasional untuk tugas-tugas seperti membantu pengendara yang terlantar, dan gubernur mengumumkan keadaan darurat. []