Fakta Tentang Santa Ana, ‘Angin Neraka’ yang Bikin Los Angeles Porak Poranda

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Kebakaran besar yang melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat tidak hanya menelan banyak korban jiwa, namun juga telah menimbulkan kerugian fantastis. Kondisi ini diperburuk dengan adanya hembusan Santa Ana. Apa itu? Simak ulasan berikut ini.

Data yang dihimpun menyebutkan, kebakaran telah melanda kawasan Los Angeles sejak Selasa, 7 Januari 2025.

Menurut informasi yang beredar, salah satu pemicu meluasnya kebakaran adalah akibat angin panas yang disebut Santa Ana.

Kondisi ini membuat api cepat menjalar dari rumah ke rumah di wilayah pemukiman elit Pacific Palisades dan menyebabkan sekitar 1.000 rumah mewah di kawasan itu terbakar.

Lalu apa itu angin Santa Ana yang menyebabkan kebakaran di Los Angeles makin meluas?

Santa Ana merupakan angin tahunan yang terbentuk di gurun lembah besar di sebelah sera atau pegunungan Nevada.

Tekanan tinggi di atas gunung itu berputar searah jarum jam, sehingga angin bertiup ke barat menuju pesisir yang bertekanan rendah.

Sejumlah kota seperti Los Angeles, Ventura, dan San Diego merupakan beberapa dari wilayah permukiman di pesisir Samudra Pasifik yang terdampak fenomena alam tersebut.

Santa Ana bersifat sangat kering. Tak jarang angin ini turut membawa partikel pasir dan debu, karena tiupanya berasal dari pegunungan menuju pesisir.

Adapun kisaran kecepatannya adalah 64 hingga 96 km/h. Surat kabar Washington post Kamis 9 Januari 2025 menggambarkan, rasa angin itu bagaikan ditiup alat pengering rambut raksasa.

Angin ini bertiup melintasi hamparan lahan kering.

Apalagi di musim dingin 2024 hingga 2025 hujan tidak pernah datang di California, sehingga muncul percikan api di sejumlah titik di antara siera Nevada dan pesisir.

Kencangnya tiupan angin kerap menimbulkan gesekan dengan permukaan tanah yang dipenuhi tumbuhan kering, sehingga turut menciptakan percikan api.

Nah percikan tersebutlah yang kemudian membakar pesisir California bagian selatan.

Menurut informasi, wilayah yang dilahap api seluas 113 km².

Di Los Angeles saja ada enam titik api, sementara dua yang terbesar adalah titik di Pacific Palisades.

Beberapa wilayah di California diketahui mengalami periode terkering selama lebih dari 150 tahun. Perubahan iklim meningkatkan risiko kebakaran sekitar 25 persen di California.

Krisis iklim akibat manusia juga meningkatkan area kebakaran sebesar 72 persen di wilayah ini. Perubahan iklim pun membuat angin Santa Ana di musim gugur cenderung memburuk.

Kerugian Fantastis

Sementara itu, data yang dihimpun menyebutkan, peristiwa yang berlangsung berhari-hari itu memicu kerugian besar dan menyebabkan kehancuran masif di wilayah perkotaan hingga perumahan warga Los Angeles.

Menurut analisis perusahaan AccuWeather, kebakaran yang melumpuhkan Los Angeles itu menimbulkan kerugian hingga US$150 miliar atau sekira Rp2.430 triliun.

Angka tersebut mencakup kerugian asuransi dan non-asuransi, naik drastis dibandingkan estimasi awal sebesar US$57 miliar.

Tragedi ini disebut sebagai kebakaran terburuk dalam sejarah California.

Kabar beredar menyebutkan, hingga Kamis 9 Januari 2025, sekira pukul 21.00 waktu setempat, tercatat sebanyak 10 korban meninggal dunia akibat kejadian ini.

Exit mobile version