Ketua KPA Luwa Nanggroe Siap Teken Kontrak Investasi Strategis dengan Malaysia dan China

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Luwa Nanggroe, T Emi Syamsyumi atau akrab disapa Abu Salam, terus menunjukkan langkah strategis untuk memperkuat perekonomian Aceh.

Didampingi oleh Penasehat KPA Luwa Nanggroe, Datuk H Mansyur bin Usman, Abu Salam menggelar pertemuan dengan para pemangku kepentingan dari Dewan Perniagaan dan Perindustrian dan Pelaburan Malaysia-Wuxi, China (DPPPM-WC) di Hotel Temu, Kuala Lumpur, Rabu (08/01/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Abu Salam direncanakan akan menandatangani kontrak investasi bersama Vice President DPPPM-WC, Datuk Dr. Yazid Othman.

Proses negosiasi turut melibatkan Datok Hasan dan Datin Norbaya, yang mewakili kepentingan strategis dalam proyek kerja sama ini.

Kesepakatan ini disebut-sebut menjadi salah satu tonggak penting dalam pengembangan investasi lintas negara di Aceh.

“Kami melihat peluang besar dalam kerja sama ini, terutama untuk meningkatkan sektor ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di Aceh,” ujar Abu Salam dalam keterangan persnya.

Pertemuan tersebut tidak hanya membahas investasi modal, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan ekonomi berkelanjutan di Aceh.

Datuk H Mansyur bin Usman menambahkan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengintegrasikan sumber daya lokal Aceh ke dalam rantai pasok global.

“Kolaborasi ini bukan hanya soal investasi, tetapi juga tentang transfer teknologi, pendidikan, dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat Aceh,” ujar Datuk H Mansyur.

Vice President DPPPM-WC, Datuk Dr. Yazid Othman, menyatakan bahwa Malaysia dan China melihat potensi besar di Aceh, baik dari segi sumber daya alam maupun posisi strategisnya.

Menurut Yazid, kolaborasi ini mencerminkan komitmen pihak internasional untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah-daerah dengan potensi besar.

“Kami percaya bahwa kerja sama ini akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak, khususnya dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan daya saing Aceh,” kata Yazid.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari visi besar Abu Salam untuk memajukan Aceh melalui pendekatan diplomasi ekonomi.

Abu Salam bertekad memanfaatkan kerja sama internasional ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh.

“Kami ingin memastikan Aceh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara. Ini adalah upaya untuk membangun Aceh yang mandiri dan berdaya saing,” tegas Abu Salam.

Kesepakatan yang akan ditandatangani ini diharapkan mencakup proyek-proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur, pengembangan energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Abu Salam dan timnya optimistis kerja sama ini akan menjadi katalisator perubahan bagi Aceh.

Pertemuan ini menjadi salah satu agenda penting yang menandai langkah progresif KPA Luwa Nanggroe dalam memanfaatkan peluang global. Dengan adanya kolaborasi antara Aceh, Malaysia, dan China, diharapkan perekonomian Aceh akan memasuki era baru yang lebih inklusif dan kompetitif.

Exit mobile version