TERBARU

NasionalNews

Hadapi Tuduhan Kelompok Salafi, PBNU dan Muhammadiyah Bersatu Serukan Dialog Ilmiah

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Dukungan terhadap Ustaz Nuruddin, cendekiawan Muslim yang menjadi sasaran tuduhan dari kelompok Salafi, terus mengalir. Setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam serangan terhadapnya, kini Pimpinan Pusat Muhammadiyah turut menyuarakan pentingnya menjaga persatuan umat Islam dan menyerukan dialog ilmiah sebagai jalan terbaik menyelesaikan perbedaan.

PBNU: Selesaikan dengan Forum Ilmiah

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi, atau Gus Fahrur, menegaskan bahwa perbedaan pendapat dalam agama harus diselesaikan melalui forum ilmiah yang terhormat. Ia menekankan pentingnya menghormati akidah Asya’irah dan Maturidiyyah, yang telah menjadi bagian dari tradisi keilmuan pesantren di Nusantara.

“Perbedaan harus diselesaikan dalam diskusi ilmiah yang terhormat. Ulama Ahlussunnah wal Jamaah tidak mudah mengkafirkan orang lain. Kami berfaham moderat dan seimbang,” ujar Gus Fahrur.

Ia juga mengingatkan bahwa tradisi pesantren telah mengajarkan Islam yang ramah dan damai, yang menjadi akar dari keharmonisan umat Islam di Indonesia.

Muhammadiyah: Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, mengajak umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan menghindari sikap saling menjatuhkan.

“Al-Maidah ayat 48 mengingatkan kita untuk berlomba dalam kebaikan. Menentukan siapa yang salah di antara umat Islam adalah urusan Allah nanti. Mari fokus pada fastabiqul khairat,” kata Dadang.

Ia juga menyebut Ustaz Nuruddin sebagai contoh ulama muda yang santun, berilmu, dan moderat, sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.

Dakwah di Majlis al-Ihya

Dalam ceramahnya di Majlis al-Ihya, Bogor, Penulis buku Ilmu Mantik itu menegaskan bahwa akidah Asya’irah dan Maturidiyyah adalah akidah Ahlussunnah yang diajarkan di al-Azhar as-Syarif dan banyak pesantren di Indonesia.

“Kelompok yang menyesatkan akidah Asya’irah dan Maturidiyyah perlu diluruskan. Ini adalah akidah yang diajarkan Imam Ghazali, bukan pandangan Ibn Taimiyyah atau Muhammad ibn Abdil Wahhab,” ujarnya.

BACA JUGA
Pakar Intelijen Heran Hasto Bakal Dijadikan Tersangka

Majlis al-Ihya, yang didirikan oleh KH. Abdullah bin Nuh, menjadi simbol perjuangan dakwah moderat. Ustaz Nuruddin juga mengapresiasi keteguhan dan kedermawanan almarhum KH. Husni Tamrin, penerus dakwah majlis tersebut.

“KH. Husni Tamrin adalah ulama pewaris Nabi. Akhlaknya mengikuti Rasulullah SAW yang sangat dermawan, tidak takut kefakiran, dan selalu menghormati orang berilmu,” ungkap Ustaz Nuruddin.

Tetap Fokus pada Dakwah

Meski menjadi sasaran tuduhan seperti Syiah dan zindiq (Madrasah Orientalis atau Yahudi Gaya Baru) dari oknum rombongan pihak Salafi, Ustaz Nuruddin tetap fokus pada dakwahnya. Respons santunnya berhasil meningkatkan popularitas dakwahnya.

“Kami mengikuti salaf dengan bukti, bukan dengan caci maki. Dakwah kami membawa harapan, bukan vonis bid’ah atau takfir,” tegasnya.

Jadwal ceramah yang penuh, buku-buku yang laris, serta jamaah yang terus bertambah menjadi bukti bahwa dakwah berbasis ilmu dan akhlak mulia memiliki tempat istimewa di hati umat.

PBNU dan Muhammadiyah sepakat bahwa perbedaan pandangan dalam Islam harus disikapi dengan hikmah dan dialog. Keduanya menyerukan umat Islam untuk memperkuat persatuan dan menjaga tradisi keilmuan yang moderat.[]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.