ORINEWS.id – Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih populer dengan sebutan Abah Guru Sekumpul merupakan seorang ulama yang berpengaruh dari Kalimantan Selatan.
Maka tak heran, jika banyak jamaah yang memadati makamnya, terutama saat memperingati haul sang ulama tersebut.
Nah terkait hal itu, Abah Guru Sekumpul juga dipercaya memiliki karomah, seperti halnya Wali Allah.
Salah satu kisah yang cukup melekat adalah ketika dirinya hendak diracun oleh seorang wanita cantik. Lantas seperti apa kejadian itu?
Dilansir dari channel YouTube Terompah Nabi, Abah Guru Sekumpul lahir pada 11 Februari tahun 1942 di Desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.
Abah Guru Sekumpul merupakan sosok ulama kharismatik yang dipercaya masyarakat mempunyai karomah sebagai Wali Allah.
Dilansir dari akun Facebook Cerita Islam, dikisahkan dulu pada tahun 1997 banyak yang tidak suka dengan Abah Guru Sekumpul. Tak sedikit yang menghina dirinya.
Bahkan, ia sempat pula difitnah sebagai tukang sihir. Itu lantaran mereka tidak mempercayai karamah beliau.
Dulu juga sempat dikabarkan di radio bahwa Abah Guru Sekumpul meninggal dunia yang mana sebenarnya pada saat itu beliau sedang cuci darah di rumah sakit.
Hinaan terhadap ulama itu juga sempat dimuat salah satu surat kabar, dan Abah Guru Sekumpul dituduh sesat.
Namun sang ulama hanya diam, tak menggubrisnya.
Nyaris Diracun
Kisah karomah Abah Guru Sekumpul yang cukup membekas adalah ketika dirinya selamat dari racun mematikan.
Dulu, pada malam Rabu tahun 1997, Abah bermimpi ada seorang perempuan yang mengirimkan racun hendak membunuhnya. Namun ia hanya melihat saja.
Abah kemudian menanyakan mimpi itu ke pamannya.
Lalu sang paman menjelaskan bahwa mimpi itu betul.
Nanti pada pengajian hari Sabtu akan ada seorang perempuan yang memberi air racun tersebut.
Benar saja, pada hari yang itu ada seorang perempuan yang datang membawa sebotol air.
Lalu ia menyuruh adiknya untuk membuang air dalam botol itu, dan saat dibuang airnya mengeluarkan asap kimia berwarna hitam.
Konon di dalamnya mengandung racun yang sangat mematikan. Kabarnya, kisahnya ini baru diceritakan Abah pada tahun 1999.[]
