TERBARU

InternasionalNews

Empat Kecelakaan Pesawat dalam Lima Hari dan Baris Kursi ‘Paling Aman’ Menurut Penelitian

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Empat kecelakaan pesawat secara beruntun terjadi di beberapa belahan dunia dalam lima hari terakhir. Dimulai pada Rabu (25/12), pesawat Azerbaijan Airlines yang sedang terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny di Republik Chechnya, Rusia, jatuh tiga kilometer dari Aktau di pantai Laut Kaspia.

Pihak berwenang Kazakhstan mengatakan 38 orang tewas dalam kecelakaan pesawat Embraer 190 itu yang membawa 67 orang di dalamnya, sementara 29 orang selamat. Penyidikan terhadap insiden ini masih berlangsung.

Pernyataan awal menyebutkan bahwa tabrakan dengan burung mungkin menjadi penyebab kecelakaan. Namun, rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan beberapa lubang besar di bagian ekor pesawat sehingga mengarah pada spekulasi tentang kemungkinan serangan.

Menurut pernyataan dari pemerintah Rusia pada Sabtu (28/12/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev soal pesawat yang jatuh itu. Selama percakapan, Putin disebutkan menyampaikan belasungkawa dan meminta maaf bahwa insiden itu terjadi di wilayah udara Rusia.

“Fakta-fakta menunjukkan bahwa pesawat sipil Azerbaijan mengalami kerusakan dari luar di wilayah Rusia, dekat Kota Grozny, dan hampir kehilangan kendali. Kami juga mengetahui bahwa alat perang elektronik membuat pesawat kami kehilangan kendali,” kata Aliyev.

“Pada saat yang sama, akibat tembakan senjata dari darat, ekor pesawat juga mengalami kerusakan parah,” kata Aliyev menambahkan.

Kemudian pada Sabtu (28/12/2024) malam waktu setempat, pesawat maskapai Air Canada melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Kanada setelah mengalami kerusakan pada roda pendaratan. Penerbangan pesawat Air Canada 2259 yang berangkat dari Bandara Internasional St. John’s, mengalami masalah pendaratan pada pukul 9:30 AST (0130 GMT Ahad) yang menyebabkan pesawat tergelincir dan terjadi kebakaran pada mesin.

BACA JUGA
Pria Asal Sidoarjo Gratis Isi BBM Pertamax Selama Setahun, Ini Alasannya

Insiden ini memicu respons cepat dari tim darurat untuk memastikan keselamatan seluruh penumpang di dalam pesawat, menurut laporan beberapa media. Salah satu penumpang, Nikki Valentine, mengatakan kepada CBC News bahwa salah satu ban pesawat tidak berfungsi dengan baik saat pendaratan.

“Pesawat mulai miring sekitar 20 derajat ke kiri, dan saat itu terjadi, kami mendengar suara keras yang hampir terdengar seperti bunyi tabrakan ketika sayap pesawat mulai tergelincir di aspal, bersama dengan mesin,” ungkapnya.

Setelah mendarat, semua penumpang dievakuasi dan dibawa ke hanggar untuk diperiksa oleh paramedis. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden tersebut.

Masih pada Sabtu, pesawat Boeing 737-800 milik maskapai KLM Royal Dutch tergelincir saat mendarat darurat di Bandara Oslo Torp, Sandefjord, Norwegia, usai mengalami kegagalan sistem hidrolik. Sebanyak 182 penumpang dinyatakan selamat.

Pada Ahad (29/12/2024), kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) dilaporkan menewaskan sedikitnya 179 orang. Hanya dua orang dari total 181 penumpang.

Satu dari penumpang yang selamat adalah seorang awak kabin, yang mengaku tak mengingat kejadian sesaat sebelum pesawat mengalami kecelakaan. Dikutip Korean Herald dilansir The Strait Times, awak kabin itu baru sadarkan diri saat tiba di Rumah Sakit (RS) Hankook.

“Apa yang terjadi? Mengapa saat ada di sini,” ujarnya, menjawab pertanyaan dokter.

Menurut awak kabin kepada dokter, hal terakhir yang dia ingat adalah mengenakan sabuk pengaman menjelang pesawat mendarat, lantaran dia berpikir pesawat hampir mendarat di Bandara Muan. Dia mengaku tidak mengingat apa yang terjadi setelah itu.

Awak kabin pria itu ditugaskan melayani penumpang Jeju Air 7C 2216 di bagian belakang pesawat dan mengalami luka di pundak kiri dan kepala akibat kecelakaan. Satu penyintas lain yang adalah seorang wanita, saat ini masih menjalani perawatan di RS Hankook.

BACA JUGA
Tentara Yaman Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper Milik AS Senilai Rp468,8 Miliar

Jeju Air 7C 2216 terbang dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok menuju Bandara Muan di Provinsi Jeolla, Korsel sekitar pukul 09.00 pagi. Sebelum mendarat darurat dan mengalami kecelakaan, seorang penumpang sempat mengirim pesan singkat kepada anggota keluarganya, menginformasikan bahwa pesawat yang ditumpanginya tidak bisa mendarat karena seekor burung berada di sayap pesawat.

“Seekor burung tersangkut di pesawat, dan kami tidak bisa mendarat. Haruskah saya mengirimkan kata-kata terakhir? demikian pesan singkat seorang penumpang kepada anggota keluarganya.

Majalah Time pada pertengahan tahun lalu pernah merilis hasil investigasi dengan memeriksa data kecelakaan pesawat selama 35 tahun terakhir. Data menunjukkan, bahwa kursi tengah di area belakang pesawat memiliki tingkat kematian terendah (28 persen). Persentase itu lebih kecil jika dibandingkan dengan kursi tengah di area lorong (44 persen).

Data itu cukup masuk akal, karena kursi tengah akan memberikan jalan keluar tercepat dalam keadaan darurat. Namun, karena sayap pesawat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar, kursi tengah di area sayap tidak lagi menjadi pilihan baris yang paling aman.

Menurut analisis Popular Mechanics, penumpang yang duduk di dekat ekor pesawat memiliki peluang 40 persen lebih besar untuk selamat dari kecelakaan daripada penumpang di depan. Kursi di sepertiga tengah kabin disebut paling tidak aman jika terjadi tabrakan.

Namun, para peneliti mengingatkan bahwa ada kondisi yang berbeda untuk setiap kecelakaan. Sebenarnya, keamanan saat bepergian menggunakan pesawat cukup terjamin.

Menurut analisis data sensus oleh US National Safety Council, kemungkinan kematian di pesawat adalah satu dari 205.552, dibandingkan satu dari 102 kematian saat berkendara dengan mobil.

Tetap saja, ikhtiar menjaga keselamatan tetap penting, seperti selalu mengencangkan sabuk pengaman. Ini karena bisa saja mendadak terjadi turbulensi udara jernih (clear air turbulence atau CAT). CAT merupakan turbulensi (gerakan udara tidak beraturan akibat perbedaan tekanan atau temperatur yang dapat mengganggu penerbangan) yang terjadi pada ruang udara yang tidak berawan.[source:republika]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.