Stella Christie Tinjau Petani Nilam Binaan USK dan BSI
ORINEWS.id – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie melakukan kunjungan kerja ke petani nilam di Lhoong Kabupaten Aceh Besar yang merupakan petani nilam binaan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Bank Syariah Indonesia (BSI), Aceh Besar, 23 Desember 2024.
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung perkembangan usaha budidaya nilam yang dikelola oleh petani setempat serta memantau dampak program tersebut terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Stella menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan program tersebut, yang telah berhasil mengintegrasikan teknologi tepat guna untuk meningkatkan hasil produksi nilam.
“Nilam memiliki potensi besar, tidak hanya sebagai komoditas tanaman obat, tetapi juga untuk pengembangan industri kosmetik dan farmasi. Kami ingin memastikan bahwa hasil produksi Nilam bisa diproses lebih lanjut sehingga meningkatkan kesejahteraan petani,” ucap Stella.
Selain itu, Stella juga berdiskusi dengan petani mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam mengembangkan usaha nilam, seperti masalah produksi, pemasaran dan permodalan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang lebih mendukung pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia.
Stella Christie menambahkan, pihaknya siap membantu mengembangkan agar nilam Aceh ini bisa di hilirisasi dan inovasi teknologi untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas Nilam. Inovasi tersebut meliputi penelitian tentang pengolahan minyak Nilam menjadi berbagai produk bernilai tinggi.
Dengan demikian, petani Nilam tidak hanya mengandalkan hasil jualan daun atau minyak mentah, melainkan juga bisa mendapatkan keuntungan dari produk olahan yang lebih bernilai.
Ketua Atsiri Research Center (ARC), Syaifullah Muhammad mengatakan akan berperan aktif dalam mengembangkan riset terkait Nilam. Pihak kampus juga berencana untuk melakukan pelatihan kepada petani Nilam di Lhoong tentang teknik budidaya yang ramah lingkungan dan cara pengolahan Nilam yang tepat.
Menurutnya ARC selama ini sangat aktif dalam riset hilirisasi nilam dan teknologi. Sudah ada 13 macam jenis inovasi yang dihasilkan ARC seperti teknologi benih unggul, pupuk organik, biopestisida, fertilisasi-irigasi (fertigasi) sistem, teknologi budidaya, teknologi pengolahan, teknologi purifikasi, teknologi formulasi, zero waste technology, produk inovasi, circular economy, komersialisasi hingga digitalisasi & perluasan pasar.
“ARC terus berkomitmen untuk mengembangkan inovasi dalam bidang ini, kami telah melakukan penelitian terkait pemanfaatan nilam untuk berbagai produk, mulai dari minyak esensial hingga bahan kosmetik,” ungkap Syaifullah.
Sementara itu, Rektor USK, Prof Marwan mengatakan USK akan mengimplementasikan teknologi terbaru dalam budidaya Nilam untuk meningkatkan produktivitas petani dan kualitas hasil panen.
Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional. Kerja sama antara pemerintah dan akademisi, melalui USK diharapkan dapat mendorong pengembangan hilirisasi Nilam dengan lebih efektif.
“Begitu pula masyarakat, khususnya petani Nilam dalam setiap tahap pengembangan, diharapkan Aceh dapat menjadi pusat produksi Nilam yang berkualitas tinggi, serta berkontribusi dalam pengembangan industri nasional,” ucap Rektor.
Rektor USK juga berharap masyarakat petani, penyuling, pengumpul, koperasi, pendamping desa dan lain-lain bisa kompak dan saling menguatkan.
“Jika ada masalah, segera dikomunikasikan, agar dapat dicari penyelesaian yang bisa diterima oleh berbagai pihak” lanjut Rektor.
“USK juga siap untuk membantu masyarakat melalui berbagai inovasi yang bisa langsung diterapkan oleh petani dan penyuling nilam. Para pakar hulu hilir nilam USK secara rutin akan datang ke sentra nilam dan membantu masyarakat menyelesaikan persoalan teknis budidaya dan penyulingan nilam” tutup Rektor.
Selain itu, Prof Marwan juga berharap bisa hadir Science and Techno Park (STP) Nilam di Universitas Syiah Kuala. Untuk itu Marwan berharap bisa bekerja sama lebih lanjut dengan Kemendiktisaintek di masa mendatang.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari petani Nilam di Lhoong, yang berharap adanya peningkatan fasilitas dan akses pasar yang lebih luas untuk produk Nilam mereka.