ORINEWS.id – Paus Fransiskus marah atas serangan udara militer Israel yang membantai anak-anak di Jalur Gaza, Palestina. Menurut pemimpin Katolik tersebut, tindakan militer Zionis merupakan kekejaman, dan bukanlah perang.
Paus Fransiskus menyampaikan pernyataannya sehari setelah badan penyelamat di Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan tujuh anak dari satu keluarga.
“Kemarin mereka tidak mengizinkan Patriark (Yerusalem) masuk ke Gaza seperti yang dijanjikan,” kata pemimpin Vatikan tersebut kepada anggota pemerintahan Takhta Suci.
“Kemarin anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang,” kesalnya, seperti dikutip AFP, Minggu (22/12/2024).
“Saya ingin mengatakannya karena ini menyentuh hati saya,” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, seorang Kementerian Luar Negeri Israel menggambarkan pernyataan Paus sebagai “sangat mengecewakan karena tidak sesuai dengan konteks sebenarnya dan faktual dari perjuangan Israel melawan terorisme jihadis—perang multi-front yang dipaksakan padanya mulai tanggal 7 Oktober.”
“Cukup dengan standar ganda dan diskriminasi terhadap negara Yahudi dan rakyatnya,” imbuh kementerian itu.
“Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak sambil mencoba membunuh anak-anak Israel; kekejaman adalah menyandera 100 orang selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka,” lanjut kementerian tersebut.
Klaim kementerian itu merujuk pada militan Hamas yang menyerang Israel, menewaskan banyak warga sipil, dan menyandera ratusan orang pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang besar di Gaza.
Badan penyelamat pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan 10 anggota keluarga pada hari Jumat di bagian utara wilayah tersebut, termasuk tujuh anak-anak.
Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah menyerang “beberapa teroris yang beroperasi di sebuah bangunan militer milik organisasi Hamas dan menimbulkan ancaman bagi tentara IDF [Pasukan Pertahanan Israel] yang beroperasi di daerah tersebut”.
“Menurut pemeriksaan awal, jumlah korban yang dilaporkan akibat serangan tersebut tidak sesuai dengan informasi yang dimiliki oleh IDF,” klaim militer Israel.
Kekerasan di Jalur Gaza terus mengguncang wilayah pesisir tersebut lebih dari 14 bulan dalam perang Israel-Hamas, bahkan ketika mediator internasional berupaya untuk merundingkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Paus Fransiskus (88) telah menyerukan perdamaian sejak perang dimulai. Dalam beberapa minggu terakhir, dia telah memperkeras pernyataannya terhadap serangan Israel.
Pada akhir November, dia mengatakan “kesombongan penjajah menang atas dialog di Palestina”, posisi langka yang kontras dengan tradisi netralitas Takhta Suci Vatikan.
Dalam sebuah buku yang baru-baru ini diterbitkan, Paus Fransiskus menyerukan studi “hati-hati” mengenai apakah situasi di Gaza sesuai dengan definisi teknis genosida, sebuah tuduhan yang dengan tegas ditolak oleh Israel.
Sejak 2013, Takhta Suci Vatikan telah mengakui Negara Palestina, yang menjalin hubungan diplomatik dengannya, dan mendukung solusi dua negara.[]