ORINEWS.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh meluncurkan Modul Dakwah Sistem Pembayaran Digital sebagai langkah inovatif untuk mendukung inklusi keuangan digital berbasis syariah di Aceh.
Peluncuran yang berlangsung di Auditorium Teuku Umar, Kantor BI Aceh, Senin (16/12), ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat sistem pembayaran digital, khususnya Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kemajuan teknologi harus dimanfaatkan untuk memberikan keberkahan bagi umat. Selasa (17/12/2024).
“Ini menjadi momentum bahwa teknologi tidak hanya untuk transaksi komersial, tetapi juga memberikan manfaat yang relevan dengan nilai-nilai Islam, termasuk dalam mendukung ekonomi syariah dan halal,” ujar Rony.
Ia menjelaskan, ekonomi halal sejatinya sejalan dengan konsep green economy yang menekankan keberlanjutan. Menurutnya, langkah ini penting agar masyarakat tidak hanya memanfaatkan teknologi untuk kebutuhan sehari-hari tetapi juga memahami nilai-nilai syariah yang mendasarinya.
Pendekatan berbasis agama dipilih untuk mempermudah penerimaan teknologi keuangan di masyarakat Aceh, yang dikenal kuat memegang nilai-nilai syariah.
Menurut Rony, Aceh memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Dengan pendekatan dakwah, diharapkan masyarakat Aceh dapat terhindar dari potensi penyalahgunaan teknologi digital, seperti perjudian online, yang kerap muncul di iklan media digital.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mendapatkan pencerahan terkait nilai-nilai Islam yang relevan dalam sistem keuangan modern,” ujarnya.
QRIS, lanjut Rony, telah terbukti efektif tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain seperti Thailand dan Singapura. Dengan memanfaatkan teknologi ini, Aceh diharapkan bisa menjadi salah satu daerah yang memimpin transformasi digital berbasis syariah.
Hertha Bastiawan, Deputi Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, menjelaskan bahwa modul dakwah ini dirancang untuk memperkenalkan sistem pembayaran digital dengan lebih mudah melalui tokoh-tokoh agama dan ulama.
“Kami menargetkan masyarakat luas, khususnya komunitas dayah dan masjid, agar melalui para Teungku, pimpinan dayah dan masjid, literasi keuangan digital bisa lebih cepat tersebar,” kata Hertha.
BI Aceh juga menyiapkan modul dakwah sebagai sarana sosialisasi. Modul dakwah ini nantinya akan disebarluaskan ke seluruh wilayah Aceh, termasuk ke madrasah dan institusi pendidikan lainnya, pungkas Hertha.[]