ORINEWS.id, Jakarta – Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid menilai Ketua Ormas Rekat Indonesia Raya Eka Gumilar layak menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Eka dianggap memiliki kapasitas untuk menduduki jabatan yang ditinggalkan Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah tersebut.
“Kalau beliau (Eka Gumilar) ada di pemerintahan beliau bisa membantu presiden Prabowo. Itu sangat baik untuk pak Prabowo,” ujar Habib Umar saat dihubungi wartawan, Sabtu (14/12/2024).
Menurut Habib Umar, Eka Gumilar memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk membantu pemerintahan Prabowo. Integritas dan loyalitas Eka Gumilar juga tidak perlu diragukan. Eka bisa bergaul dengan kolompok dan golongan manapun.
“Orangnya mudah beradaptasi dan orangnya juga berakhlak serta memiliki pengetahuan keagamaan yang cukup,” kata Habib Umar.
Selain itu, Habib Umar menjelaskan Eka dan Rekat Indonesia Raya kerap menggelar seminar, dialog, dan simposium. Forum yang diinisiasi Eka Gumilar ini peserta tokoh-tokoh nasional sampai daerah.
“Mulai dari Aceh sampai Papua yang hadir kalau beliau mengadakan acara. Itu artinya beliau ini mudah bergaul dengan siapapun. Menurut saya cocok sekali, baik sekali bisa memberikan pengertian luas kepada masyarakat luas. Jadi saya sangat mendukung beliau di pemerintahan pak Prabowo ini,” jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Politik senior, Muhammad AS Hikam mengatakan bahwa Prabowo memiliki hak proregatif menunjuk pengganti Gus Miftah.
“Itu hak proregatif presiden, mau nunjuk siapa boleh saja,” katanya.
Namun demikian, menurut As Hikam, orang yang bakal ditunjuk pengganti Gus Miftah harus diseleksi secara ketat. Pengganti Gus Miftah tersebut harus memiliki kapasitas dan bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
“Harus diseleksi. Presiden kan mempunyai tim yang sangat kuat, dimana-mana bisa diminta untuk menyelidiki apa punya kualitas apa enggak. Apakah dia punya kualifikasi Pengalamannya, pendidikannya, atau senioritasnya dan sebagainya. Jangan karena viral tapi karena kapasitas,” paparnya .
“Yang penting itu punya kualitas dan kapasitas untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi,” pungkas AS Hikam yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di era Presiden Keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini. []