Jepang Harap Bantuan Indonesia Atasi Krisis Tenaga Kerja
ORINEWS.id – Jepang tengah menghadapi krisis tenaga kerja akibat ketimpangan jumlah penduduk usia lanjut dan usia produktif. Japan Association for Construction Human Resources (JAC) berharap bantuan dari negara-negara tetangga, termasuk Indonesia, untuk mengatasi masalah tersebut.
“Usia lanjut di Jepang lebih banyak daripada usia muda, yang artinya pekerja usia muda sangat sedikit sekali, sehingga kami sangat mengharapkan bantuan manpower dari negara-negara tetangga khususnya, salah satunya dari Indonesia,” kata kepala proyek JAC Naoya Shikano, di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (14/12/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Sosialisasi Pekerjaan Konstruksi Jepang di Politeknik Negeri Jakarta. Menurut Naoya, Jepang saat ini gencar melakukan berbagai inisiatif untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, termasuk menyelenggarakan program magang dan Special Skill Worker (SSW) bagi warga asing.
“Kami berusaha agar informasi ini dapat disosialisasikan secara luas di Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, JAC juga memberikan penjelasan tentang kondisi aktual sektor konstruksi di Jepang. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan calon pekerja asing agar tidak takut bekerja di sektor tersebut.
“Jika terjadi kecelakaan kerja, kami bersama pemerintah Jepang selalu mendukung pekerja, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun,” ujar Naoya.
JAC merupakan organisasi resmi yang bertugas menerima pekerja asing dengan visa SSW. Selain memberikan pelatihan dan ujian keterampilan, mereka juga memastikan perusahaan di Jepang menyediakan lingkungan kerja yang kondusif bagi pekerja asing.
Acara sosialisasi ini dihadiri puluhan guru dari sekitar 60 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jakarta, Tangerang, dan Depok. Salah satu peserta, Gutser Siburian, guru dari SMK Tunas Harapan Jakarta Barat, menyambut baik inisiatif tersebut.
“Acaranya sangat relevan dengan kemampuan anak didik kami. Beberapa alumni kami sudah bekerja di Jepang, dan kami berencana memasukkan mata pelajaran Bahasa Jepang untuk mendukung dan menambahkan kemampuan mereka yang akan bekerja di sana,” ujarnya.
Dengan populasi Jepang yang semakin menua, program ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi kekurangan tenaga kerja, sekaligus membuka peluang baru bagi tenaga kerja Indonesia.[]