ORINEWS.id – Rezim Presiden Bashar al-Assad resmi dinyatakan tumbang oleh oposisi Suriah pada Minggu (8/12), menandai berakhirnya era kekuasaan keluarga Assad yang telah berkuasa selama lima dekade. Kejatuhan pemerintahan ini disambut sebagai awal baru bagi sejarah Suriah setelah 50 tahun berada di bawah kekuasaan Partai Baath.
“Setelah 50 tahun penindasan di bawah kekuasaan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, serta pengungsian, kami nyatakan hari ini berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” demikian pernyataan oposisi dalam rilis resmi mereka.
Bashar al-Assad telah memimpin Suriah sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, yang memimpin negara tersebut sejak 1971 hingga wafat pada tahun 2000. Dengan demikian, kekuasaan keluarga Assad berlangsung selama 53 tahun sebelum akhirnya digulingkan.
Menurut laporan Reuters, ribuan warga Suriah tumpah ruah ke jalan-jalan ibu kota Damaskus untuk merayakan jatuhnya rezim tersebut. Massa terlihat membawa bendera oposisi, meneriakkan “Kebebasan!”, dan berarak menuju pusat kota.
Beberapa video yang diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan warga bersuka cita di Alun-alun Ummayad, bahkan berdiri di atas tank-tank militer yang ditinggalkan pasukan pemerintah.
Oposisi bersenjata Suriah menyatakan telah berhasil menguasai Damaskus sepenuhnya dan memastikan Bashar al-Assad telah melarikan diri dari Suriah. “Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad,” tegas salah seorang perwakilan oposisi dalam pernyataan mereka.
Momen ini disebut-sebut sebagai tonggak penting bagi perjuangan panjang rakyat Suriah. Selama 13 tahun terakhir, perang saudara telah menghancurkan negara tersebut, menewaskan ratusan ribu jiwa, dan menyebabkan jutaan orang mengungsi. Kini, oposisi mengajak rakyat Suriah untuk memulai era baru menuju rekonsiliasi dan rekonstruksi.[]
