ORINEWS.id – Pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), tengah menjadi sorotan.
Adapun dirinya disorot lantaran menghina penjual es teh asal Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bernama Sunhaji saat berdakwah pada 20 November 2024 lalu.
Meski peristiwa tersebut sudah terjadi sekitar dua pekan lalu, namun potongan video Miftah menghina Sunhaji baru viral di media sosial dua hari belakangan.
Dalam video tersebut, mulanya Miftah bertanya kepada Sunhaji terkait dagangannya sudah laku atau belum.
Namun, ketika bertanya, Miftah justru menghina Sunhaji dengan ucapan mengumpat.
“Es tehmu jik okeh ra? Masih? yo ono didol *** (Es teh kamu masih banyak atau tidak? Masih, ya sana dijual. Selanjutnya disensor),” ucap Gus Miftah dari atas panggung kepada pedagang es teh tersebut.
“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir),” sambungnya.
Ucapan Miftah itu pun disambut tawa oleh para pemuka agama di panggung dan jemaah yang hadir.
Setelah itu, kamera langsung menyorot Sunhaji yang hanya diam sembari memanggul dagangan es tehnya.
Video ini pun membuat Miftah banjir hujatan dan berujung meminta maaf ke Sunhaji.
Pada Rabu (4/12/2024) kemarin, Miftah mengunjungi kediaman Sunhaji untuk meminta maaf secara langsung.
Di sisi lain, meski Miftah sudah meminta maaf, muncul desakan agar dirinya dicopot oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus.
Namun, hingga saat ini, belum diketahui apakah Prabowo akan benar-benar mencopot Miftah buntut peristiwa ini.
Ketika ditanyakan terkait hal tersebut kepada juru bicara (jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komarudin, pencopotan terhadap pejabat di kementerian adalah wewenang Presiden.
“Kalau soal apakah GM (Gus Miftah) akan mengundurkan diri, itu silakan tanyakan kepada yang bersangkutan.”
“Kalau soal dicopot atau tidak, itu hak prerogatif Presiden,” katanya kepada Tribunnews.com, Rabu siang.
Ada Gubernur di Jepang Hina Penjual Sayur, Berujung Mundur
Sementara, peristiwa serupa seperti yang dilakukan Miftah, sempat terjadi di Jepang pada April 2024 lalu.
Adapun sosok yang dimaksud adalah Gubernur Prefektur Shizuoka bernama Heita Kawakatsu.
Dikutip dari Japan Times, Kawakatsu menghina penjual sayur dan berujung dihujat oleh masyarakat Jepang.
Akibatnya, dirinya disidang etik dan siap mengundurkan diri sebagai gubernur.
Peristiwa itu terjadi pada 1 April 2024, ketika Kawakatsu berpidato saat pelantikan pegawai negeri sipil baru di prefekturnya.
Lalu, Kawakatsu menghina penjual sayur dengan menyebut tidak lebih pintar dari pegawai negeri sipil yang akan dilantiknya.
“Semua orang di sini (pegawai negeri yang dilantik) adalah orang yang cerdas. Tidak seperti mereka yang menjual sayur, memelihara sapi, atau menciptakan sesuatu,” katanya.
Di sisi lain, kontroversi Kawakatsu tidak hanya berhenti di situ saja dan berujung kritikan menyasarnya.
Sebulan sebelum mengejek penjual sayur, dia pernah membuat blunder dengan membuat pemeringkatan wilayah di Prefektur Shizuoka berdasarkan budaya.
Kebijakannya tersebut berujung kritikan karena dianggap tidak etis dan tidak menghargai keberagaman.
Tak sampai disitu, Kawakatsu juga pernah diminta mundur sebagai gubernur setelah mengejek Kota Gotemba di Shizuoka.
Adapun ejekannya yaitu mengatakan Kota Gotemba cuma memiliki koshihikari (sejenis beras) sebagai makanan sehari-hari.
Dikutip dari NHK, Kawakatsu akhirnya mempercepat pengunduran dirinya menjadi 10 April 2024 tanpa menunggu sidang etik terlebih dahulu.
“Saya mengajukan pengunduran diri hari ini untuk memperpendek masa jabatan di pemerintahan prefektur,” katanya saat itu dalam sebuah konferensi pers.[]