TERBARU

Ekonomi

Inflasi Aceh November 2024 Tercatat 0,37 Persen, Neraca Dagang Surplus

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat inflasi bulan November 2024 sebesar 0,37 persen secara bulanan (month to month/m-to-m). Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas seperti tomat, bawang merah, minyak goreng, emas perhiasan, dan bahan bakar rumah tangga.

Secara tahunan (year on year/y-on-y), inflasi Aceh pada November 2024 mencapai 1,55 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi tahunan meliputi emas perhiasan, sigaret kretek mesin, tarif air minum PAM, bawang merah, dan tomat.

“Inflasi terjadi di seluruh wilayah yang dipantau, baik secara bulanan maupun tahunan. Inflasi bulanan tertinggi tercatat di Kabupaten Aceh Tamiang, sementara terendah di Kota Lhokseumawe. Untuk inflasi tahunan, Meulaboh mencatat angka tertinggi, sedangkan Aceh Tamiang terendah,” ujar Ahmadriswan Nasution, Kepala BPS Provinsi Aceh, dalam konferensi pers, Senin (2/12/2024).

Peningkatan Daya Beli Petani

Selain inflasi, BPS juga merilis data Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh yang mencapai 122,11 pada November 2024. Angka ini meningkat 0,27 persen dibandingkan Oktober 2024. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan daya beli petani di Aceh.

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Oktober 2024 adalah sebesar 142,20; indeks ini mengalami peningkatan sebesar 0,47 persen dibanding periode sebelumnya. Komoditas utama yang menjadi penyumbang peningkatan It adalah kelapa sawit, kopi, dan karet.

Sementara itu, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) adalah sebesar 116,45; atau mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen dibanding periode sebelumnya. Komoditas utama yang menjadi penyumbang peningkatan Ib adalah bawang merah, tomat sayur, dan minyak goreng.

“Dilihat menurut subsektor, terjadi penurunan pada semua subsektor, kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat dan peternakan yang mengalami peningkatan,” ujar Ahmadriswan.

BACA JUGA
Enam Prodi Kesehatan USK Raih Akreditasi Internasional

Ekspor dan Impor: Neraca Dagang Surplus

Pada Oktober 2024, nilai ekspor barang asal Aceh tercatat sebesar 61,14 juta USD, naik 4,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas ekspor terbesar berasal dari bahan bakar mineral, khususnya batubara, dengan tujuan utama India senilai 32,02 juta USD. Negara tujuan lainnya adalah Thailand senilai 14,6 juta USD dan Vietnam senilai 3,7 juta USD.

Sebagian besar ekspor dilakukan melalui pelabuhan di Aceh sebesar 48,09 juta USD atau 78,66 persen, sementara sisanya melalui pelabuhan di provinsi lain senilai 13,05 juta USD, terutama Sumatera Utara.

“Nilai Ekspor di luar Aceh terbesar dilakukan melalui Provinsi Sumatera Utara sebesar 12.993.479 USD,” sebutnya.

Di sisi lain, nilai impor Aceh pada Oktober 2024 mencapai 58,85 juta USD, naik 29,27 persen dibandingkan September. Komoditas impor terbesar adalah gas dari Qatar (30,36 juta USD), Amerika Serikat (23,19 juta USD), dan Vietnam (3,38 juta USD).

“Dengan nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Aceh bulan Oktober 2024 mengalami surplus, yakni sebesar 2.285.230 USD,” sebut Ahmadriswan.

Indeks Pembangunan Manusia Naik

BPS juga melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Aceh pada 2024 mencapai 75,36, meningkat 0,66 poin (0,88 persen) dibandingkan 2023. Angka ini lebih tinggi dari IPM nasional yang berada di 75,02.

“Provinsi Aceh menempati posisi tertinggi ke-5 se-Sumatera dan ke-11 secara nasional,” kata Ahmadriswan.

IPM tertinggi di Aceh tercatat di Kota Banda Aceh (88,85), sedangkan terendah di Kota Subulussalam (70,64). Sebanyak 20 kabupaten/kota memiliki kategori IPM tinggi, sementara 3 kota masuk kategori sangat tinggi, yakni Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Langsa.

Ahmadriswan menegaskan, data yang dirilis BPS ini diharapkan dapat menjadi acuan pemerintah dalam merumuskan kebijakan pembangunan di Aceh.

BACA JUGA
OJK Apresiasi BSI Aceh Hadirkan Desa Nilam di Aceh Besar

“Data ini penting untuk memberikan insight dan sinyal bagi pemerintah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan,” pungkasnya. []

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.