Belum Apa-Apa Wilayah IKN Sudah Diterjang Banjir
ORINEWS.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, beberapa hari terakhir mengakibatkan Desa Sukaraja dan Kecamatan Sepaku yang masuk dalam wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) terendam banjir.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menegaskan pembangunan IKN, ibu kota baru Indonesia di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, bukan hanya infrastruktur tetapi juga pengelolaan lingkungan.
“Pembangunan IKN tidak hanya infrastruktur yang modern,” kata Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri di Penajam, Selasa (3/12/2024).
“Tapi juga pengelolaan lingkungan yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan alam,” sambungnya.
Menurutnya, OIKN berkomitmen mengelola sumber daya alam secara bijak dan memperhatikan keselamatan masyarakat dengan pendekatan terintegrasi dan diharapkan ke depan banjir dapat diminimalisasi.
Penjelasan tersebut menanggapi banjir yang melanda kawasan Kecamatan Sepaku yang menjadi bagian wilayah ibu kota baru Indonesia. Area terdampak banjir di Kecamatan Sepaku secara historis merupakan daerah rawan banjir.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Penajam Paser Utara beberapa hari terakhir mengakibatkan Desa Sukaraja dan Kecamatan Sepaku terendam banjir dengan ketinggian mencapai 140 sentimeter, Kamis (28/11/2024). Kendati banjir sudah surut, tetapi kondisi masih dianggap rawan apabila hujan intensitas tinggi kembali turun.
Kondisi geografis dan curah hujan yang cukup ekstrem membuat area tersebut rentan terhadap banjir, kata dia, jadi dibutuhkan pengelolaan yang tepat dalam konteks pembangunan IKN yang berkelanjutan.
Diakuinya, perlu ada upaya serius untuk memastikan masyarakat tidak lagi menjadi korban banjir, dengan pilihan membuka relokasi masyarakat ke wilayah perumahan yang lebih aman.
“Kami terus berupaya agar lokasi itu tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat, baik melalui penataan ruang maupun pilihan relokasi,” ucapnya.
Langkah strategis kedaruratan diambil saat ini, kata dia, pemberian peringatan dini kepada masyarakat. OIKN menggunakan sistem prediksi yang dapat memperkirakan kenaikan air dalam hitungan jam.
“Kondisi darurat juga disiapkan logistik dan tenda pengungsian bagi masyarakat yang terpaksa harus mengungsi, untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi selama masa krisis,” ungkap Myrna.