ORINEWS.id – Perang Ukraina-Rusia memasuki babak baru setelah Ukraina melancarkan serangan yang menewaskan puluhan perwira Rusia dan Korea Utara. Serangan tersebut, yang didukung penggunaan senjata canggih dari NATO, meningkatkan eskalasi konflik di wilayah tersebut.
Dilaporkan sebanyak 18 perwira Rusia dan tiga perwira Korea Utara tewas akibat serangan rudal Ukraina. Seorang jenderal tinggi Korea Utara dilaporkan mengalami luka serius, sementara puluhan prajurit lainnya turut menjadi korban. Salah satu serangan yang terjadi di wilayah Krasnodar, Rusia, menyebabkan kebakaran besar pada Kamis (21/11) malam.
Menanggapi serangan tersebut, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa perang Ukraina meningkat menjadi konflik global setelah Amerika Serikat dan Inggris mengizinkan Ukraina menyerang Rusia dengan senjata mereka.
Rusia sendiri juga telah membalas serangan Ukraina dengan menembakkan jenis baru rudal balistik jarak menengah hipersonik ke fasilitas militer Ukraina.
Bahkan Putin mengatakan bahwa pihaknya akan lebih banyak lagi melakukan serangan balasan.
Ukraina mulai melakukan penyerangan menggunakan rudal ATACMS setelah mendapatkan izin dari Amerika dan Ingris.
Sejak 19 November, Ukraian mulai melakukan penyerangan menggunakan rudal Storm Shadow Inggris dan HIMARS buatan Amerika pada 21 November.
“Sejak saat itu, seperti yang telah berulang kali kami tegaskan, konflik regional di Ukraina yang sebelumnya diprovokasi oleh Barat telah memperoleh unsur-unsur yang bersifat global,” tegas Putin.
“Dan jika terjadi eskalasi tindakan agresif, kami juga akan menanggapi dengan tegas dan dengan cara yang sama,” katanya.
Putin mengatakan serangan rudal Ukraina dengan ATACMS gagal menimbulkan kerusakan serius.
Namun, serangan Storm Shadow di wilayah Kursk pada 21 November telah diarahkan ke titik komando dan menyebabkan kematian dan cedera.
“Penggunaan senjata semacam itu oleh musuh tidak dapat mengubah arah tindakan militer di zona operasi militer khusus,” kata Putin.
“Kami menganggap diri kami berhak menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan terhadap fasilitas kami,” kata Putin
“Saya yakin Amerika Serikat telah melakukan kesalahan dengan secara sepihak menghancurkan perjanjian tentang penghapusan rudal jarak menengah dan jarak pendek pada tahun 2019 dengan dalih yang tidak masuk akal,” kata Putin.
Pasukan pertahanan udara Rusia telah menembak jatuh dua rudal jelajah Storm Shadow milik Inggris, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Kamis dalam laporan hariannya tentang peristiwa selama 24 jam terakhir.
“Pertahanan udara menembak jatuh dua rudal jelajah Storm Shadow yang diproduksi oleh Inggris, enam roket HIMARS yang diproduksi oleh AS, dan 67 kendaraan udara tak berawak jenis pesawat,” kata kementerian tersebut.
Foto-foto yang tampak seperti puing-puing dari rudal Storm Shadow telah diunggah oleh para blogger militer pro-Rusia di Telegram pada hari Rabu.
Rudal Storm Shadow dibuat oleh perusahaan sistem rudal Eropa, MBDA, yang menyatukan aset-aset rudal inti dari Prancis, Inggris, dan Italia. Menurut MBDA,
Storm Shadow atau SCALP adalah senjata serang dalam jarak jauh yang diluncurkan dari udara, dipersenjatai secara konvensional, yang dirancang untuk memenuhi persyaratan yang menuntut dari serangan yang telah direncanakan sebelumnya terhadap target tetap atau stasioner bernilai tinggi.
Inggris sebelumnya telah mengizinkan Ukraina untuk menggunakan Storm Shadows, yang memiliki jangkauan lebih dari 250 km di wilayah Ukraina.[]