Pasca Ricuh, Debat Ketiga Kandidat Calon Gubernur Aceh Dinyatakan Selesai

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

ORINEWS.id – Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Agusni AH, menegaskan debat publik ketiga kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Aceh 2024 resmi dinyatakan selesai dan tidak akan dilanjutkan lagi.

Keputusan ini diambil menyusul insiden kericuhan yang terjadi pada awal debat yang berlangsung di Hotel The Pade, Aceh Besar, Selasa (19/11/2024) malam.

“Karena waktunya sudah habis, tidak bisa dilanjutkan lagi oleh iNews TV,” ujar Agusni saat dihubungi orinews.id, Selasa malam.

Ia mengatakan, pihak penyelenggara siaran, iNews TV, memiliki keterbatasan waktu, sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan acara yang terganggu tersebut.

“Orang itu (iNews TV) kan juga terbatas dengan waktu,” kata Agusni.

Menurutnya, insiden tersebut dipicu oleh dugaan salah satu pasangan calon menggunakan alat elektronik yang tidak diizinkan selama debat.

“Tadi ada indikasi salah satu paslon menggunakan barang elektronik,” ungkap Agusni.

Meskipun indikasi itu telah mencuat di media sosial, Agusni menekankan bahwa investigasi lebih lanjut akan dilakukan oleh pihak Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh.

“Dugaan-dugaan itu nanti Panwaslih yang membuktikan, karena dalam hal ini kita tidak tahu apa bentuknya dan bagaimana,” tambah Agusni.

Debat publik ketiga yang berlangsung pada malam tadi seharusnya menjadi forum penting bagi para calon untuk menyampaikan visi-misi mereka kepada masyarakat Aceh. Namun, insiden ini menimbulkan kekecewaan dan mencoreng agenda politik yang seharusnya berjalan kondusif.

Dengan insiden ini, Agusni memastikan bahwa debat ketiga tidak akan dijadwalkan ulang.

“Debat publik ketiga ini sudah selesai, tidak akan diselenggarakan lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, debat publik ketiga calon gubernur dan wakil gubernur Aceh 2024 yang berlangsung di Hotel The Pade pada Selasa malam (19/11/2024) diwarnai kericuhan. Situasi yang tidak terkendali memaksa penyelenggara menghentikan siaran langsung yang juga disiarkan melalui kanal Youtube Kompas TV Aceh.

Insiden bermula saat pasangan calon nomor urut 1, Bustami Hamzah-Fadhil, tengah memaparkan visi dan misi. Di tengah penyampaian Bustami, suara teriakan dari pendukung memecah konsentrasi acara. Moderator yang berusaha menenangkan suasana tidak mampu mengendalikan situasi.

Kericuhan semakin memuncak ketika beberapa penonton berdiri dan mencoba mendekati panggung. Kondisi yang kian panas membuat penyelenggara menghentikan siaran dan menggantinya dengan iklan pilkada dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.

Menurut informasi yang beredar, kericuhan diduga dipicu oleh dugaan penggunaan alat bantu dengar atau earphone oleh Bustami Hamzah selama debat berlangsung. Dugaan ini memicu reaksi dari pendukung pasangan lain yang merasa hal tersebut tidak etis.[]