ORINEWS.id – Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan menyelimuti Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Jumat (15/11/2024), saat Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) sekaligus Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefki Harsya, dan dai kondang Ustaz Das’ad Latif tiba di Tanah Rencong. Kedatangan kedua tokoh ini disambut dengan prosesi adat khas Aceh, peusijuek, sebagai bentuk penghormatan dan doa.
Turut hadir menyambut langsung, Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Safrizal ZA, didampingi jajaran Forkopimda Aceh, seperti Ketua DPR Aceh, Pangdam, Wakapolda, Wakajati, serta Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali. Dalam suasana yang penuh keakraban, Penjabat Bupati Aceh Besar juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada kedua tamu kehormatan tersebut.
Momen penyambutan semakin haru ketika Teuku Riefki Harsya, yang merupakan putra asli Aceh, mengikuti prosesi peusijuek. “Selamat datang di kampung halaman, Pak Menteri. Ini momen istimewa, pertama kalinya beliau kembali ke Aceh setelah dilantik menjadi Menteri,” ujar Safrizal dengan penuh kebanggaan.
Safrizal juga menjelaskan kepada Ustaz Das’ad Latif makna mendalam dari tradisi peusijuek. “Ini adalah simbol doa dan penghormatan khas Aceh. Dengan ini, kami ingin menunjukkan rasa tulus menyambut tamu yang hadir,” jelasnya.
Kedatangan Teuku Riefki Harsya dan Ustaz Das’ad Latif ke Aceh memiliki agenda utama, yakni menghadiri Maulid Raya Pemerintah Aceh yang akan digelar di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, sore ini. Ustaz Das’ad dijadwalkan menyampaikan ceramah bertema nilai-nilai Islami di hadapan ribuan masyarakat yang hadir dalam peringatan Maulid Akbar ini.
Sebagai putra daerah, Teuku Riefki Harsya menjadi inspirasi masyarakat Aceh setelah dipercaya menjabat sebagai Menteri Ekraf di Kabinet Merah-Putih. Bersama dengan tokoh Aceh lainnya, seperti Sugiono sebagai Menteri Pertahanan dan Nezar Patria sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Riefki membuktikan bahwa putra-putri Aceh mampu bersaing di tingkat nasional.
Kehadiran Riefki tidak hanya menjadi momentum nostalgia, tetapi juga menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh untuk terus berkarya dan berprestasi. “Kita harap ini bisa menginspirasi generasi muda Aceh untuk berkontribusi lebih besar bagi bangsa,” pungkas Safrizal. []