ORINEWS.id – Lebih dari 700 Warga Negara Indonesia (WNI) memilih untuk bertahan di kawasan konflik Timur Tengah, khususnya di wilayah Iran, Lebanon, serta Israel dan Palestina, meskipun situasi keamanan di wilayah tersebut tengah memanas.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mencatat sebanyak 85 WNI berada di Lebanon, 392 di Iran, serta 235 di Israel dan Palestina.
Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengungkapkan dalam pernyataan resminya pada Kamis (31/10/2024), bahwa sebagian besar dari WNI yang memilih untuk tetap tinggal di kawasan konflik tersebut adalah mereka yang telah menikah dengan warga negara setempat.
Hingga saat ini, Judha menyatakan belum ada laporan terkait WNI yang terdampak langsung dari serangan terbaru Israel terhadap Iran pada 26 Oktober lalu. Meski demikian, pemerintah melalui perwakilan-perwakilan diplomatiknya terus melakukan pemantauan ketat terhadap perkembangan situasi.
Untuk meningkatkan kesiagaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman telah menetapkan status Siaga 1 bagi WNI yang berada di Israel dan Palestina, sementara KBRI Damaskus menetapkan status siaga yang sama untuk empat provinsi di Suriah. Di Iran, KBRI Teheran menetapkan status Siaga 2.
“Kita terus memantau situasi yang ada dan tentu mengharapkan adanya deeskalasi konflik di Timur Tengah. Kami mengimbau WNI yang berada di kawasan ini untuk selalu meningkatkan kewaspadaan,” ujar Judha.
Selain itu, para WNI diminta untuk menghindari tempat-tempat yang rawan konflik, membatasi pergerakan non-esensial, serta tetap berkomunikasi secara aktif dengan perwakilan diplomatik Indonesia di kawasan tersebut.
Kementerian Luar Negeri juga mengimbau WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Lebanon, Suriah, Iran, Israel, Palestina, dan Yaman untuk mempertimbangkan penundaan perjalanan.
Peringatan serupa juga disampaikan bagi mereka yang akan melakukan penerbangan melalui wilayah udara Timur Tengah, mengingat kemungkinan adanya penutupan wilayah udara yang dapat memengaruhi jadwal penerbangan.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah mengevakuasi 79 WNI dan satu warga negara asing dari Lebanon, sebagai langkah antisipatif menghadapi situasi yang semakin tidak menentu di kawasan tersebut.[]