ORINEWS.id – Hizbullah mengumumkan telah membunuh 17 personel tentara Israel menyusul invasi darat yang diluncurkan pasukan Zionis itu ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
Lewat pernyataannya yang dirilis di saluran Telegram, Kamis (3/10/2024), Hizbullah memaparkan belasan personel militer Israel yang tewas di tangan milisinya terdiri dari tingkat prajurit hingga perwira.
“Ruang Operasi Perlawanan Islam mengonfirmasi, berdasarkan sumber lapangan dan keamanan yang dapat dipercaya, bahwa jumlah korban di antara para perwira dan tentara musuh Zionis dalam konfrontasi heroik yang dilakukan oleh pejuang perlawanan hari ini,” demikian pernyataan Hizbullah, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (4/10/2024).
Sejauh ini, pihak militer Israel hanya mengakui sembilan prajurit mereka yang tewas saat bertempur menghadapi serangan milisi Hizbullah. Sejak melancarkan invasi darat ke Lebanon, pasukan tempur Zionis memang menghadapi perlawanan yang cukup sengit dari Hizbullah.
Milisi Hizbullah bahkan menyerbu sekelompok pasukan Israel saat hendak memasuki Fatima Gate di perbatasan Lebanon selatan, wilayah yang dikuasai kelompok tersebut.
Menurut sejumlah analis keamanan, Israel akan menghadapi tantangan yang lebih sulit di Lebanon selatan dibandingkan dengan agresinya ke Jalur Gaza Palestina lantaran Hizbullah menguasai wilayahnya itu dengan sangat baik.
Mengutip Al Jazeera, meskipun Hizbullah tidak memiliki artileri atau senjata anti-pesawat, mereka mengandalkan pengetahuan lapangan.
Hizbullah memang tidak dapat melawan serangan udara Israel secara efektif karena keterbatasan alutsista, tapi milisi dukungan Iran itu sangat bisa berperang di darat. Menurut analis, hal ini dapat membuat Israel kesulitan mendapat pijakan dan menduduki wilayah Lebanon selatan.
Gempuran dan invasi darat Israel ke Lebanon terjadi kala Israel tengah dihadapkan oleh serangan ratusan rudal Iran pada Selasa (1/10/2024). Iran mengeklaim 90 persen dari sekitar 200 rudal balistik dan hipersoniknya itu mengenai sasaran seperti fasilitas militer, sistem anti-rudal Iron Dome, hingga markas intelijen Mossad di Tel Aviv.
Selain Iran, beberapa milisi pro-Teheran lain seperti Houthi di Yaman hingga Hizbullah di Lebanon juga terus melancarkan serangan roket dan drone tempur ke Israel.[]