TERBARU

InternasionalNews

Perang Israel-Hizbullah Memanas

image_pdfimage_print

ORINEWS.id – Konflik antara militer Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah terus berkobar. Puncak ketegangan terbaru terjadi setelah serangkaian ledakan pada perangkat komunikasi, seperti walkie-talkie dan pager, yang digunakan oleh Hizbullah di Lebanon. Hizbullah menyalahkan Israel atas ledakan tersebut.

Insiden ledakan terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9), menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya. Sebagai respons, militer Israel meluncurkan serangan udara terbaru ke Lebanon pada Jumat (20/9), menargetkan wilayah Lebanon selatan. Serangan ini disebut Israel sebagai upaya “mendegradasi” kemampuan dan infrastruktur Hizbullah, meskipun target spesifik serangan tidak diungkapkan secara rinci.

Menurut laporan dari BBC, serangan udara Israel menghantam pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut. Menanggapi serangan tersebut, Hizbullah membalas dengan menembakkan lebih dari 140 roket ke wilayah Israel, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita nasional Lebanon, NNA.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pernyataannya menegaskan tekad kelompoknya untuk terus melawan Israel. Nasrallah menyatakan bahwa perjuangan Hizbullah melawan Tel Aviv akan terus berlanjut hingga gencatan senjata dicapai di Jalur Gaza.

Serangan udara Israel pada Jumat (20/9) menyebabkan belasan korban tewas dan puluhan lainnya terluka. Menurut laporan dari AFP dan Reuters, sedikitnya 14 orang tewas dalam gempuran di Beirut, termasuk seorang komandan senior Hizbullah dan beberapa pejabat penting kelompok tersebut.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi bahwa lima anak-anak termasuk di antara korban tewas, sementara 66 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, sembilan di antaranya dalam kondisi kritis. Otoritas setempat memperkirakan jumlah korban tewas masih bisa bertambah, karena tim penyelamat masih melakukan pencarian di lokasi serangan.

BACA JUGA
Kapolda Aceh Lepas Kontingen Porseni NU

Militer Israel dalam pernyataannya menyebut bahwa serangan pada Jumat (20/9) menargetkan komandan top Hizbullah, Ibrahim Aqil, dan sejumlah anggota elite unit Radwan. Aqil dilaporkan tewas bersama 10 komandan senior Radwan lainnya.

Hizbullah mengonfirmasi kematian Aqil di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dan menyebut serangan tersebut sebagai “pembunuhan berbahaya oleh Israel”.

Rentetan serangan ini menjadi pukulan besar bagi Hizbullah, setelah insiden ledakan perangkat komunikasi yang mengguncang Lebanon selama dua hari berturut-turut. Total 37 orang dilaporkan tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka akibat ledakan tersebut. Meski Israel belum memberikan pernyataan resmi, negara tersebut diduga kuat berada di balik ledakan tersebut.[]

Artikel Terkait

Load More Posts Loading...No more posts.