ORINEWS.id – Penetapan Fadhullah alias Dek Fad sebagai calon wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mualem dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Aceh 2024 dinilai sebagai langkah yang tepat. Meski menuai pro dan kontra, keputusan tersebut dinilai dapat memberikan dinamika positif bagi demokrasi di Aceh.
Pernyataan ini disampaikan Dr. Nasrul Zaman, seorang pengamat kebijakan publik sekaligus akademisi dari Universitas Syiah Kuala (USK), kepada orinews.id pada Minggu (18/8/2024).
Menurutnya, pengalaman Dek Fad yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) selama dua periode sejak 2014 hingga sekarang, serta posisinya sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Aceh, merupakan modal yang cukup untuk mendampingi Mualem dalam kontestasi Pilgub Aceh yang akan datang.
“Pengalaman dan jaringan yang dimiliki Dek Fad tentunya menjadi nilai tambah, terutama dalam hal leadership dan akses ke jaringan nasional, apalagi Partai Gerindra berhasil mengantarkan ketua umumnya menjadi Presiden RI periode 2024-2029,” ungkap Nasrul.
Direktur e-TRUST ini juga menilai, jika dibandingkan dengan calon lain seperti Prof. Adjunct Dr. Marniati, dan Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab, atau Tu Sop Jeunieb, Dek Fad memiliki keunggulan yang lebih signifikan.
Kendati demikian, Nasrul menekankan pentingnya kepastian dukungan resmi dari DPP Partai Gerindra kepada Dek Fad agar tidak menimbulkan keraguan di tengah masyarakat Aceh.
“Dukungan resmi ini penting untuk memastikan kepada pemilih bahwa pasangan Mualem-Dek Fad mendapat dukungan penuh dari Jakarta, bukan sekadar dukungan kosong seperti yang sempat dituduhkan beberapa waktu ini,” ujar Nasrul.
Dengan adanya dukungan resmi dari DPP Partai Gerindra, Nasrul meyakini pasangan Mualem-Dek Fad akan mampu meraih simpati yang lebih besar dari masyarakat Aceh dalam Pilgub yang akan datang.
|Editor: Awan