ORINEWS.id – Perdamaian di Aceh telah menginjak usia ke-19 tahun, sebuah perjalanan panjang yang dilalui dengan berbagai dinamika politik, mulai dari konflik antara rakyat dengan pemerintah, hingga pertentangan legislatif dengan eksekutif.
Meski demikian, perdamaian ini tetap menjadi anugerah yang patut disyukuri, karena memberikan kesempatan bagi masyarakat Aceh untuk keluar dari keterpurukan dengan harapan membangun kesejahteraan dan martabat yang lebih baik.
Menurut pengamat sosial dan politik, Usman Lamreung, cita-cita Aceh untuk menjadi daerah yang sejahtera, berkeadilan, dan bermartabat masih jauh dari kenyataan.
“Harapan mulia rakyat Aceh hingga saat ini belum terwujud. Kemiskinan tetap tinggi, daya beli masyarakat lemah, pengangguran masih merajalela, dan korupsi semakin masif,” ujar Usman dalam keterangannya kepada orinews.id, Jum’at (16/8/2024).
Akademi Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh ini juga menyoroti masalah tata kelola pemerintahan yang dianggap bermasalah, serta implementasi Syariat Islam yang dinilai tidak serius. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang rendah dan ketimpangan ekonomi semakin memperparah kondisi Aceh, meski dana otonomi khusus (otsus) yang mencapai kurang lebih 100 triliun rupiah telah digelontorkan selama ini.
Ironisnya, meskipun Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah dan pesona alam yang memikat, upaya untuk menarik investor kerap menemui jalan buntu.
“Banyak investor yang sudah diundang dan diyakinkan, namun belum ada yang benar-benar serius berinvestasi di Aceh. Bahkan ada yang terpaksa membatalkan niatnya,” tambah Usman.
Fenomena ini menjadi cerminan tantangan besar yang masih harus dihadapi Aceh meski telah 19 tahun menikmati perdamaian. Berbagai masalah, termasuk persoalan korban konflik dan kesenjangan ekonomi, masih menghantui provinsi ini.
Dengan beragam masalah yang ada, Usman menekankan pentingnya perhatian dari para elit politik serta calon kandidat Gubernur dan Bupati/Walikota Aceh untuk mencari solusi yang efektif.
“Karena itu, Aceh membutuhkan kepemimpinan yang kuat, cerdik, dan tegas untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Kita berharap Pilkada 2024 ini akan melahirkan pemimpin yang benar-benar mampu membawa Aceh ke arah yang lebih baik,” harapnya.
Dalam perjalanannya menuju 19 tahun perdamaian, Aceh masih memiliki jalan panjang untuk mencapai kesejahteraan dan martabat yang diidamkan. Tantangan yang dihadapi memerlukan sinergi dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan, agar harapan rakyat Aceh dapat menjadi kenyataan.
|Editor: Awan