Ini Isi Curhatan Aulia Risma Lestari, Mahasiswi Kedokteran Undip yang Ditemukan Meninggal di Kamar Kos
ORINEWS.id – Kasus dugaan bunuh diri mahasiswi spesialis anestesi Fakultas Kedokteran Undip, dr Aulia Risma Lestari, 30, warga Kota Tegal, diduga lantaran depresi akibat bullying atau perundungan.
Mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSUP dr Kariadi Semarang itu ditemukan meninggal di kamar kosnya di Jalan Lempongsari Raya, Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (12/8/2024) sekitar pukul 23.00.
Polisi yang melakukan penyelidikan, menemukan sejumlah petunjuk korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat penenang.
“Wajahnya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur, posisi miring,” kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono kepada wartawan, Rabu (14/8/2024).
Dugaan adanya perundungan yang menimpa dokter muda RSUD Kardinah Kota Tegal ini sempat diungkapkan korban dalam buku hariannya.
Korban merasa tidak kuat menjalani pendidikan dokter spesialis anestesi.
Berikut ini salah satu curhatan korban dr Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal 5 Juli 2024:
1 semester aku berjuang di sini.
Terlalu berat untukku.
Sakit sekali.
Beban fsiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Rasanya masih sama,
Aku ingin berhenti.
Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang bisa menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa?
Apa Tuhan tau aku kesakitan?
Kenapa di setiap aku berharap.
Tidak pernah ada jawabannya.
Apa Tuhan membenciku?
Aku selalu menjerit mohon pertolongan.
Tapi kenapa aku dibiarkan?
Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri?
Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?
Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.
Aku sudah menanggung banyak.
Aku manusia biasa.
Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.
Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.
Aku merasakan sakit yang luar biasa mala mini.
Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.
Aku mohon, maafkan aku.
Maafkan aku yang menyerah.
Aku sudah berjuang.
Aku sudah sangat berusaha.
Aku mohon,
Aku mohon.
Aku tidak sanggup lagi.
Bila harus menanggung lebih lama lagi.
Aku sendirian, aku berjuang sendiri.
Tidak ada yang menolongku.
Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.
Semoga Tuhan mengampuniku.
Tuhan, aku sakit.
Aku mohon tempat aku pulang. (*)