ORINEWS.id – Pengamat Politik Refly Harun menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lebih untung di depan mata jika meninggalkan Anies Baswedan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 daripada mempertahankannya.
Pasalnya jika meninggalkan Anies Baswedan, PKS akan bisa menjadikan kadernya sebagai calon wakil gubernur (cawagub), ditambah ada jaminan menang jika bergabung dengan Ridwan Kamil di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“Lebih untung meninggalkan Anies di depan mata keuntungannya ketimbang mempertahankan Anies, kalau dia meninggalkan Anies maka mereka bisa mendiktikan wakil gubernur kalau seandainya tidak ada polemik lagi dengan Anies atau tidak menjadikan Anies sebagai alat bargaining mereka bisa mendapatkan posisi wakil gubernur,” ucapnya.
“Di Anies posisi mereka wakil gubernur juga, tapi kalau di Anies tidak ada jaminan menang di Ridwan Kamil udah ada jaminan menang, karena tidak ada lawan, lawannya cuma kotak kosong atau calon independen akan digolkan,” imbuhnya,
Sementara sebelumnya, Juru bicara PKS, Muhammad Kholid mengatakan dukungan partainya untuk Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada DKI Jakarta 2024 sudah kadaluwarsa, sehingga kini membuka opsi kedua untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“Sekarang kami mendalami komunikasi di opsi yang kedua–lebih mendalami opsi kedua ini dengan pimpinan KIM,” kata Kholid saat menggelar konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Jakarta Selatan pada Sabtu, 10 Agustus 2024, dikutip dari Tempo.
Ia mengatakan dukungan PKS untuk Anies-Sohinul hanya berlaku dalam rentang waktu 25 Juni-4 Agustus 2024, tapi belum ada rekomendasi dari partai lain untuk bergabung mendukung pasangan tersebut selama periode itu.
“Kandidat yang kami usung tidak bisa berlayar hingga saat ini. Oleh karena itu, DPP PKS membahas dan mengkaji opsi alternatif ketika opsi pertama ini tidak berjalan,” kata Kholid.
Meskipun demikian, PKS mengedepankan komunikasi dengan kader akar rumput yang masih menginginkan Anies maju, tapi DPP PKS telah mengambil langkah alternatif dengan membuka peluang bersama KIM Plus. “Pimpinan kami berkomunikasi dengan pimpinan parpol lain, termasuk dengan Koalisi Indonesia Maju,” kata Kholid.