Internasional

10 Ribu Tentara Tewas di Gaza, Israel Masih Jauh dari Kemenangan

image_pdfimage_print

ORINEWS.ID, Banda Aceh – Situasi di Jalur Gaza masih jauh dari kemenangan bagi Israel, meski Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikan sejak 7 Oktober lalu. Hal ini disampaikan oleh puluhan perwira cadangan Israel melalui sebuah surat yang diterbitkan pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Advertisements
ad53

Menurut laporan Anadolu, sekitar 100 perwira cadangan Israel mengirimkan surat kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi, yang mengkritik klaim militer Israel terkait potensi kemenangan.

“Dalam beberapa hari terakhir, kami dikejutkan oleh pernyataan dari para pejabat senior militer bahwa kemenangan berada dalam jangkauan dan ada kemungkinan untuk pindah ke tahap serangan yang lebih terarah,” tulis mereka.

Para perwira ini menekankan, faksi-faksi perlawanan Palestina masih memiliki kemampuan tempur signifikan, termasuk penggunaan UAV, drone peledak, dan mortir.

“Kami, yang berasal dari lapangan, tahu betul bahwa situasinya masih jauh dari kemenangan. Ini tidak tampak seperti kemenangan!,” tambah mereka.

Sebagai catatan, pada Februari lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyatakan kepada ABC News bahwa “kemenangan sudah dalam genggaman.” Namun, hingga kini, sedikitnya 10.000 tentara Israel dilaporkan tewas dan terluka dalam konflik Gaza yang terus berlanjut.

Serangan Israel, yang dimulai sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan korban tewas hampir 39.800 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.000 lainnya. Hal ini terjadi meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Serangan brutal ini juga telah mengundang kecaman internasional.

Gaza kini telah menjadi wilayah yang hancur lebur setelah lebih dari 10 bulan serangan berlanjut, dengan blokade yang melumpuhkan akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel bahkan dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di Rafah, bagian selatan Gaza, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi sebelum wilayah tersebut diserbu pada 6 Mei. []

Artikel Terkait

Exit mobile version